Award Winners

Maju sebagai Calon Ketua PPNI Kota Banda Aceh, Masli Klaim Sudah dapat Restu Tokoh Keperawatan di Aceh

Maju sebagai Calon Ketua PPNI Kota Banda Aceh, Masli Klaim Sudah dapat Restu Tokoh Keperawatan di Aceh
Masli Yuzar, Calon Ketua DPD PPNI Kota Banda Aceh. (Doc: ZF/Harian Reportase).  
Penulis
|
Editor

Banda Aceh, Harian Reportase — Pada Kamis (3/2/2022) Masli Yuzar menyatakan akan maju sebagai calon ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Banda Aceh periode 2022-2027, Masli mengklaim pihaknya telah mendapatkan restu dari sejumlah tokoh, orang tua serta para senior keperawatan di Aceh.

Klaim tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Tim Pemenangan kepada awak media saat mengadakan pertemuan tim pemenangan di pacific coffee & resto, kawasan Lamteh, Ulee Kareng, Banda Aceh. sabtu sore (12/2/2022).

“Kami telah menerima nasehat dan masukan-masukan strategis dalam langkah-langkah untuk memenangkan Masli sebagai bagian dari proses konsolidasi kami,” ungkap Faidhil

Terkait siapa saja tokoh Keperawatan yang sudah memberi restu, Pihaknya memilih merahasiakan nama-nama tokoh tersebut demi menjaga etika pergerakan. Akan tetapi Masli dan Tim Pemenangan mendorong adanya persaingan sehat dalam pesta demokrasi tersebut.

“Meski sudah mendapatkan lampu hijau dari sesepuh perawat di Aceh, kami tetap berharap ada calon lain yang muncul dan bersaing secara sehat sehingga memungkinkan tidak terjadi pemilihan Ketua secara Aklamasi ketika pelaksanaan Musda DPD PPNI Kota Banda Aceh nantinya,” tutup Faidhil.

Baca Juga:  Dr. Abdurrahman Kembali Pimpin PPNI Aceh Periode 2022 - 2027

Untuk diketahui, Pelaksanaan musyawarah daerah (musda) direncanakan akan dilaksanakan awal maret mendatang, tepatnya di momentum Milad PPNI.


Untuk diketahui, Sejarah PPNI

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) lahir pada tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah/organisasi profesi perawat Indonesia. Pada masa itu sebelum tahun 1974 organisasi perawat di Indonesia sudah berkembang pesat sesuai dengan zamannya, sejak zaman penjajahan perawat Indonesia sudah ada seiring dengan adanya Rumah Sakit, yaitu: Residen Vpabst (1819) di batavia saat itu berubah menjadi Stadsverband (1919) dan berubah menjadi CBZ (Central Burgerlijke Zieken Inrichting) di daerah Salemba yang saat ini menjadi RSCM. Saat itu perawat sudah memiliki perkumpulan-perkumpulan sebagai wadah organisasi perawat dan dapat menjalankan pergerakan dalam menentukan martabat profesi perawat. Ketika itu terdapat beberapa organisasi diantaranya; Perkumpulan Kaum Verpleger fster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Perawat Indonesia (PPI), Ikatan Perawat Indonesia (IPI).

Baca Juga:  KPU Tetapkan Prabowo Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Organisasi-organisasi perawat saat itu mengadakan pertemuan yang diantranya dihadiri oleh IPI, PPI dam PDKI dan diantaranya yang hadir adalah Ojo Radiat, HB. Barnas dan Drs. Maskoed Soerjasumantri sebagai pimpinan siding dan sepakat untuk melakukan fusi organisasi dan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu masih bernama Persatuan Perawat Nasional. Pengabungan atau fusi organisasi perawat tersebut dilakukan di Ruang Demontration Jl. Prof Eykman Bandung No.34 Bandung Jawa Barat, sejak saat itu Tanggal 17 Maret 1974 disetujui dan dilakukan pernyataan bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia, serta membentuk suatu kepanitian untuk mempersiapkan Kongres Pertama yang dilangsungkan pada tahun 1976.

Baca Juga:  PP HIPANI dan DPP PPNI Lakukan Pertemuan, Ini Yang Dibicarakan

PPNI berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi keperawatan dengan menyusun RUU keperawatan yang saat ini terus diperjuangkan untuk disyahkan menjadi undang-undang. Dalam usianya yang tergolong usia produktif, PPNI telah tumbuh untuk menjadi organisasi yang mandiri. PPNI saat ini berproses pada kematangan organisasi dan mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan pelayanan yang berkualitas (closing the gap; increasing acces and equity). dan selanjutnya PPNI bersama anggotanya akan besama mengkawal profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar, sehingga profesi keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan bersaing secara Nasional dan International. (ppnijatim)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar