Award Winners

Isra’ Mi’raj Sebagai Momentum Perbaiki Kualitas Ibadah Shalat

Isra’ Mi’raj Sebagai Momentum Perbaiki Kualitas Ibadah Shalat
Ilustrasi Peristiwa Isra’ Mi’raj. (Dok: gramedia)  
Penulis
|
Editor

Oleh Afrizal Refo, MA (Dosen PAI IAIN Langsa, Sekretaris Dewan Da’wah Kota Langsa)

HARIANREPORTASE.com — Isra’ Mi’raj sebagai momentum memperbaiki kualitas ibadah shalat, Shalat merupakan salah satu ibadah yang paling utama dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT.

Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali diperiksa oleh Allah SWT. Baik ibadah shalat kita maka baik pula ibadah yang lain sehingga ibadah Shalat menjadi tolok ukur bagi kita sebagai hamba-Nya.

Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain.

Kita sebagai umat Islam berkewajiban untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Kewajiban ini ditanggungkan oleh Allah kepada hamba-Nya ketika terjadinya peristiwa besar Isra mikraj. Kita mungkin dalam mengerjakan shalat masih belum khusyuk, tergesa – gesa. Bahkan banyak dari kita yang terbiasa menunda – nunda waktu shalat. Banyak juga dari kita yang mengesampingkan keutamaan shalat berjamaah. Oleh karena itu, peringatan Isra mikraj bisa kita jadikan momentum untuk memperbaiki kualitas shalat lima waktu kita.

Shalat adalah rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat. Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah, seperti : dzikir kepada Allah, membaca Alquran, berdiri menghadap Allah, rukuk, sujud, do’a, tasbih dan takbir.

Baca Juga:  Disetujui Presiden Jokowi, PLN Siap Naikkan Tarif Listrik

Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(QS. An-Nisa : 103).

Terdapat sebagian fenomena yang patut disayangkan, yaitu adanya sebagian orang yang masih dengan mudah meninggalkan shalat tanpa ada rasa bersalah sedikitpun baik dikalangan remaja, dewasa dan juga orang tua, selain itu juga ditemukan orang yang sakit masih tidak melaksanakan shalat kecuali dia akan shalat diwaktu sembuh dari sakitnya. Padahal Allah telah memberikan rukhsah kepada hamba-Nya untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam berbagai kondisi baik itu waktu perjalanan, sakit maupun peperangan sekalipun.

Melihat fenomena diatas ini adalah kesalahan yang sangat besar, jika banyak kaum muslimin telah meninggalkan shalat karena ketidaktahuannya dan sikapnya yang tidak bertanya kepada orang yang mengetahui ilmunya.

Allah SWT berfirman,

“Maka,bertawakalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.’’ [At-Taghabun: 16].

Sejarah Isra dan Mikraj

Dalam kitab Sirah Nabawiyah ar-Rahiq Al-Maktum karya Syeikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfuri disebutkan tentang kisah Isra Miraj yang dialami Nabi Muhammad SAW. Dalam peristiwa Isra Mi’raj tersebut ada sebuah kisah tentang sejarah diperintahkan shalat lima waktu.

Baca Juga:  Ramadan Sebagai Bulan Transformasi 01

Shalat wajib bagi umat Islam adalah lima waktu dalam satu hari. Tapi, awalnya, Nabi Muhammad mendapatkan perintah dari Allah tersebut bukan lima waktu, melainkan 50 waktu.

Lima waktu shalat adalah bentuk dispensasi shalat dari Allah SWT, lantas bagaimana kisahnya?

Isra mi’raj sendiri terjadi pada 27 Rajab di masa kesepuluh kenabian. Dalam perjalanan tersebut Nabi diperlihatkan oleh Allah SWT betapa indahnya surga, lengkap dengan pelbagai hal yang membuat bahagia. Beliau juga diperlihatkan kondisi neraka, lengkap dengan kejadian mengerikan yang dialami oleh mereka yang mendapatkan

Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Mekah menuju Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina. Sementara Mikraj adalah perjalanan Nabi diangkat menuju langit ketujuh, Sidratul Muntaha, langit tertinggi yang tak dapat dijangkau oleh makhluk apa pun dan berjumpa dengan Allah SWT.

Perjalanan yang sangat jauh itu dialami Rasulullah dalam waktu yang sangat singkat. Ayat Al Quran yang membenarkan perjalanan Isra Miraj tersebut salah satunya Surat Al Isra ayat 1, Allah SWT berfirman:

Baca Juga:  Pandemi Disebut akan Berakhir, PKS: Kebangkitan Ekonomi Terhambat Akibat Kebijakan Pemerintah

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Israa:1)

Melihat perjuangan dan pengorbanan nabi Muhammad SAW dalam momentum Isra’ Mi’raj ini, semoga kita dapat meningkatkan kualitas ibadah shalat kita sebaik mungkin, sehingga dapat meningkatkan takwa kepada Allah swt.

Dari ulasan diatas sudah seharusnya sebagai seorang muslim kita harus menaruh perhatian yang sangat besar dalam menjalankan Shalat dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab, dan bukan sekedar rutinitas atau penggugur kewajiban.

Dengan demikian kita akan menjadi orang-orang yang akan mewarisi surga Firdausnya Allah dan Insya Allah kekal di dalamnya. Aaminn.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar