Award Winners

Perbedaan Kompor Gas dengan Kompor Listrik, Mana Lebih Mudah Penggunaannya?

Perbedaan Kompor Gas dengan Kompor Listrik, Mana Lebih Mudah Penggunaannya?
Foto : Ilustrasi Kompor (Doc: Ist).  
Penulis
|
Editor

HARIANREPORTASE.com — Pemerintah terus mendorong agar masyarakat beralih dari penggunaan kompor gas ke penggunaan kompor listrik.

Bahkan dalam rangka implementasi program konversi kompor yang menggunakan gas elpiji 3 kilogram, Pemerintah berencana membagi-bagikan kompor listrik gratis kepada 300 ribu masyarakat yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

MBC konsumen daya listrik 450 VA nantinya juga akan diganti menjadi 3.500 watt agar dapat menggunakan kompor listrik 1.000 watt saat konversi LPG 3 kg.

Hal itu disampaikan oleh Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

“Nanti diganti MCB-nya menjadi 3.500 watt untuk yang 450 (VA),” ujar Dadan dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (20/9/2022).

Kedepan, dua jenis kompor ini akan banyak digunakan dirumah rumah tangga untuk keperluan memasak serta keperluan lainnya.

Lantas apa perbedaan antara keduanya? Mana yang lebih mudah dalam penggunaanya?

Dilansir dari laman Kompas, Kamis (22/9/2022), perbedaan terbesar keduanya adalah sumber tenaga.

Sesuai dengan namanya, kompor gas dihubungkan ke saluran gas dan bekerja dengan menyalakan bahan bakar yang mudah terbakar untuk menghasilkan nyala api.

Baca Juga:  Antusiasme Masyarakat Masih Tinggi, Pemerintah Aceh Kembali Perpanjang Jadwal Vaksinasi Massal

Kompor gas lebih disukai koki profesional karena kemampuan memperbesar atau memperkecil ukuran api secara instan sehingga memungkinkan kontrol suhu lebih cepat dan tepat.

Sebaliknya, kompor listrik perlu dicolokkan ke stopkontak khusus 220 volt untuk mengakomodasi penarikan daya lebih besar dan berfungsi mengalirkan arus melalui kumparan logam di kompor sehingga kompor dapat memanas.

Jenis sumber listrik di rumahpun menjadi faktor kunci dalam mengevaluasi opsi mana yang terbaik.

Terlihat sama, tapi sebenarnya berbeda.

Kompor gas biasanya memiliki kisi-kisi logam di atas pelat pembakar keramik. Panci atau wajan akan diletakkan di atas jeruji itu untuk dimasak.

Sedangkan, kebanyakan kompor listrik modern biasanya menggunakan permukaan keramik atau kaca datar yang ditempatkan di atas koil pemanas.

Peralatan masak diletakkan langsung di atas permukaan kaca atau keramik.

Baca Juga:  Rekrutmen Bersama BUMN 2024 untuk SMA hingga S2, Berikut Informasinya

Saat dipanaskan, permukaannya bersinar merah terang, yang memperingatkan pengguna bahwa permukaan tersebut panas.

Kompor listrik model lama sering kali tidak menampilkan bagian atas tunggal yang terbuat dari kaca atau keramik halus. Sebagai gantinya, elemen pemanas muncul dari permukaan logam dan melingkar di mana panci atau wajan dapat ditempatkan langsung di atas kumparan.

Karena permukaan ini lebih sulit dibersihkan dan kurang elegan, popularitas kompor listrik model ini telah berkurang.

Dalam hal perawatan, gas dan listrik sama sama mudah

Kompor harus dibersihkan setidaknya sebulan sekali.

Kisi-kisi dan tutup pembakar keramik pada kompor gas mudah dilepas sehingga permukaannya dapat dibersihkan.

Kompor listrik, dengan bagian atas keramik atau kaca yang rata, terkadang dapat membakar makanan ke permukaan kompor yang mungkin sulit dihilangkan.

Perawatan yang lebih substansial kemungkinan besar membutuhkan teknisi profesional sehingga memerlukan biaya lebih.

Satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah saluran gas yang tidak berfungsi dapat menjadi situasi yang berpotensi berbahaya karena gas mudah terbakar. Dalam kasus terburuk, karbon monoksida dapat terlepas ke udara.

Baca Juga:  Besok, FORMA-NUS Adakan Diskusi Tentang Kapal Aceh Hebat

Kompor listrik tidak memiliki risiko yang sama. Dengan merawat kompor sebaik mungkin, risiko kebocoran gas bisa diminimalkan.

Berapa Daya Listrik Yang Dibutuhkan?

Dilansir dari laman CNNIndonesiauntuk satu kompor listrik saja membutuhkan daya sekitar 1.200 watt, maka pada rumah yang daya listrik 1.300 VA tidak akan cukup menggunakan kompor listrik.

“Kalau 1.300 (VA) ya enggak cukup kompor listrik. Kompor listrik saja sudah 1.000 bahkan bisa 1.200 watt,” kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, Rabu (21/9/2022).

Menurut Mamit, untuk bisa menggunakan kompor listrik, paling tidak daya listrik di rumah minimal 2.200 VA. Sementara daya listrik di bawahnya harus dinaikkan termasuk dengan mengganti Miniature Circuit Breaker (MCB) meteran listrik.

“Kalau diganti MCB berarti nanti dinaikin dayanya jadi 2.200 VA,” ujarnya.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar