Award Winners

Belajar Ketauhidan Dari Keluarga Ibrahim AS

Belajar Ketauhidan Dari Keluarga Ibrahim AS
Ustad Mubashshirullah, Lc. (Doc: Ist/Harian Reportase)  
Penulis
|
Editor

Banda Aceh, Harian Reportase — Hari ini kita akan belajar dari sebuah rumah yang telah mengajarkan kepada dunia makna sebuah keyakinan.

Materi ini akan disampaikan nantinya oleh Ustad Mubashshirullah, Lc saat menjadi Khatib Shalat Idul Adha 1443 H di Masjid Nurul Huda Gampong Deudap Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, Ahad (10/7/2022).

Ust Mubashshirullah mengatakan, pentingnya kita belajar dari sebuah rumah yang telah mengajarkan kepada dunia makna kepasrahan.

“Kita akan belajar dari sebuah rumah yang telah mengajarkan makna totalitas untuk Allah,” kata Direktur Wilayah LPPTKA BKPRMI Aceh ini melalui keterangan tertulis kepada harianreportase.com, Jum’at (8/7/2022).

Karena ternyata sebut Mubashshirullah, banyak rumah kaum muslimin hari-hari ini yang tidak menghadirkan kebahagiaan.

Baca Juga:  Gubernur Apresiasi Kabupaten/Kota yang Berhasil Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021

“Tidak ada ketenangan, minus kasih sayang. Anak-anak terabaikan, satu atap tapi hati berjauhan. Fisik dan raga bersama, namun hati entah kemana,” ungkap pengurus IKAT Aceh ini.

Menurutnya, terlampau banyak jikalau kita mencoba mengurutkan kasus demi kasus yang terjadi dalam rumah tangga kita.

“Mulai dari kasus antara suami istri yang berujung perceraian hingga kasus anak melaporkan ibundanya ke polisi hanya gara-gara kepemilikan sebuah sepeda motor,” urainya.

Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa menurut data yang diperoleh di Mahkamah Syari’ah Aceh, angka perceraian di Aceh pada 3 bulan terakhir (Januari-Maret 2022) tercatat 3341 kasus (791 kasus talak, 2550 kasus cerai gugat).

Baca Juga:  PNL Tempati Peringkat 2 Politeknik Terbaik Di Indonesia Versi Webometric 2023

“Maka, mari kita belajar kembali dari rumahnya Ibrahim as. Rumah yang sudah menampilkan kepada kita bagaimana mengelola keluarga dalam rumah tangga. Rumah yang meghadirkan keberkahan, kebahagiaan, senyuman bahkan harapan,” ajaknya

“Bahkan Nabi Muhammad pun Allah ajak untuk meneladani heroiknya perjuangan Ibrahim as, sehingga dalam shalawat diakhir shalat nama Nabi Ibrahim disebutkan setelah nama Nabi Muhammad,” jelasnya.

Nabi Ibrahim, baru memiliki anak pada usia yang sudah tidak lagi muda. Menurut satu riwayat, beliau baru Allah karuniakan Ismail pada usia 86 tahun.

Setelah beliau berdoa sepanjang umurnya agar Allah karuniakan anak yang shalih.  “Ya Allah, karuniakanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang yang shalih,” (as-Shaffat:100)

Baca Juga:  Syukur Trik Menggapai Nikmat

Apakah anak yang shalih itu datang dan hadir begitu saja?

Tentu Tidak!! Sungguh perjalanan kehidupan yang luar biasa yang dihadapi oleh Ibrahim as.

Beliau berusaha memantaskan dirinya agar memperoleh anak yang shalilh.

Sejak mudanya Ibrahim as sudah menjauhi perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan diri pada dosa.

Ia menjaga kehormatan dirinya ia jauhi kesyirikan yang sedang mewabah pada kaumnya.

“Bahkan ia berusaha untuk mengajak kaumnya agar meninggalkan kesyirikan itu dengan cara yang tidak biasa. Diajaknya kaumnya untuk berfikir dengan logis. Agar mereka tersadar dari kesesatan dengan keyakinan dari dalam diri, bukan sekedar ikut-ikutan dan penuh kepura-puraan,” Syarah sang Ust.

Bagikan:

1 Komentar pada “Belajar Ketauhidan Dari Keluarga Ibrahim AS”

  1. Awaluddin berkata:

    Mantap ustadz,Khutbah nya sangat sesuai dengan keadaan zaman masa kini.👍🏼

Tinggalkan Komentar