Award Winners

Refleksi Tsunami Bagi Pemuda Aceh

Refleksi Tsunami Bagi Pemuda Aceh
  Harian Reportase
Penulis
|
Editor

Oleh : Ahmad Abdullah Rahil bin Irwansyah

Harian Reportase — Inilah suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang beriman. (Ali Imran : 138-139)

17 tahun lalu tsunami menghantam Aceh dan sekitarnya, 230.000 korban jiwa yang tercatat dan disampaikan media. Perlu hitungan tahun untuk membangun kembali, luka dan trauma bahkan mungkin hingga kini. Tapi bukan Aceh jika terus berkutat pada kesedihan dan kehancuran, rasa-rasanya masyarakat Aceh menyadari betul apa yang di firmankan Allah dalam surat Ali Imran diatas. Layaknya semangat yang tertuang dalam sajak “Aku”.

Baca Juga:  IMPAS Minta Kapolda Aceh Evaluasi Oknum Satlantas Polres Pidie

Hilang, hilang sudah pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Selalu ada cahaya di ujung terowongan. Dalam perjalanan bangkit kembali setelah Tsunami, Aceh yang sudah ratusan tahun berperang -sejak jaman Belanda hingga perang dengan Indonesia- memutuskan berdamai dengan Indonesia melalui MoU Helsinki, dan pembangunan startegis besar-besaran dilakukan pasca itu.

Namun, rasanya masih ada yang menjadi PR masyarakat Aceh -terutama kaum mudanya-, bahwa bagaimana Aceh yang akan datang? Rencana pembangunan seperti apa yang sebenarnya tepat untuk Aceh?

Jika berkaca kepada cerita Nabi Muhammad dan umat muslim setelah kesakitan dan kesedihan yang melandanya di aamul huzni (tahun kesedihan), muncul ide-ide revolusioner hingga kemudian hijrah dan berdirinya negara di Madinah yang aman dan sejahtera.

Baca Juga:  Prof Dr Mujiburrahman MAg Dilantik Sebagai Rektor UIN Ar-Raniry

Pertanyaannya, ide revolusioner seperti apa yang bisa membuat masyarakat Aceh aman dan sejahtera setelah 17 tahun tsunami Aceh ini ? atau sudah terlaksanakah ide-ide revolusioner itu? Bagaimana peran pemuda Aceh dalam ejawantah ide-ide itu? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang menunggu jawaban dan aksi nyata kaum muda Aceh.

Seorang pemikir muslim Mesir, menyampaikan rumusan keberhasilan Ide Revolusioner adalah bila “Suatu gagasan akan berjaya manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan beramal dan berkorban dalam mewujudkannya”.

Baca Juga:  Kapal Patroli Akan Dialihfungsikan Sebagai Ambulance Laut di Ulee Lheue

Dan keempat pilar -keyakinan, keikhlasan, semagat dan aksi nyata- yang menjadi rumusan keberhasilan ide ini harus melekat pada diri pemuda.

Maka dalam momentum refleksi 17 tahun tsunami ini, kesadaran kaum muda Aceh tentang bagaimana Aceh kedepan rasa-rasanya masih perlu terus diinternalisasi dan digelorakan. Agar kejayaan Aceh dimasa lalu tidak hanya menjadi social memory (ingatan sosial). tapi harus menjadi historical awareness (kesadaran sejarah). Sehingga kejayaan Aceh tidak hanya menjadi nostalgia atau romantisme masa lalu, tapi menjadi bahan dasar perbaikan untuk pembangunan Aceh kedepan.

Bagikan:

1 Komentar pada “Refleksi Tsunami Bagi Pemuda Aceh”

  1. Halimah S.pd berkata:

    Alhamdulillah semoga apa yang telah di infakkan menjadi sebuah imbalan di hari yang akan datang.

Tinggalkan Komentar