Award Winners

Sejarah Andalusia Akan Berulang Tanpa Pedang Dalam Piala Dunia 2022

Sejarah Andalusia Akan Berulang Tanpa Pedang Dalam Piala Dunia 2022
Foto Ilustrasi Piala Sepak Bola Dunia Tahun 2022. (Doc: Istimewa).  
Penulis
|
Editor

Oleh Prof. Dr. Muhammad AR, M.Ed

HARIANREPORTASE.com — Sejarah Andalusia Akan Berulang Tanpa Pedang Dalam Piala Dunia 2022, Kita adalah hamba Allah yang sangat dhaif bagaimana memahami skenario Zat Yang Maha Kuasa.

Jika kita telusuri jejak sejarah (khusus bagi yang tidak benci sejarah), Jenderal Thariq bin Ziyad, berangkat dari Maroco melintasi selat Iberia yang melintasi Portugal dan Spanyol dan ketika melewati dua laut yang tidak pernah bercampur airnya (marajal bahrain dalam Al Qur’an), kemudian Jenderal Thariq memerintahkan kepada pasukannya untuk membakar semua kapal perang yang bersandar di tepi laut.

Selepas itu beliau berucap “Sekarang kalau mau pulang anda akan mati karena kendaraan perang telah dibumihanguskan semuanya, anda akan menjadi hantaman ombak, dan santapan binatang laut yang menyeramkan, dan di depan anda adalah gunung dan dibalik gunung itu ada pasukan musuh yang akan menyambut Anda semua dengan senjata mereka, maka pilihlah sekarang apakah anda ingin mati konyol di hantam ombak dan binatang laut, atau mati terhormat di medan dakwah dalam menyebarkan risalah Islam, mengibarkan bendera tauhid atau agama tauhid kepada penduduk Andalus”?

Akibat perjuangan Jenderal Thariq bin Ziyad dan pasukan Islam, maka 7 abad Andalus (Spanyol) diterapkan syariat Islam, digerek bendera tauhid, didengung-dengungkan azan lima waktu dan tidak ada lagi paganisme di Eropa, semua peradaban Arab Islam sudah menjadi bahagian dari kehidupan bangsa di Andalus. Andalus dihias bak dunia moderen masa kini dan ini tidak dinafikan oleh setiap ahli sejarah yang normal walau ia sejarawan identitas.

Baca Juga:  Jika Geuchiknya Ke Medan, Masyarakat Harus Bergerak

Namun, akhirnya karena umat Islam terkena penyakit keduniaan, sehingga sangat mencintai dunia, tahta, kemewahan, dan saling memperkuat posisinya sebagai penguasa dengan menggandeng bersama orang-orang yang tidak seakidah untuk mempertahankan kedudukan dan tahta.

Berpunca dari sini, tanpa disadari mereka saling memusuhi sesama kaum muslimin dan bersumpah setia dengan raja-raja Kristen di negara tetangganya dalam rangka membasmi lawan lawan politiknya, dan hal-hal yang mengganjal kekuasaannya walau mereka sesama muslim.

Oleh karena itu, tentu saja mereka menawarkan beberapa permintaan atau bargaining sehingga dengan demikian kekuatan muslim berada dalam genggaman raja raja kafir, akhirnya sesuai peringatan Allah dalam Al-Baqarah ayat 120; yang artinya yahudisasi dan nasranisasi tidak akan pernah berakhir sehingga kamu ikuti agama mereka.

Akhirnya kaum muslimin di seluruh Andalusia harus memilih dua pilihan yaitu, ” masuk agama Kristen atau dibunuh?”

Karena kebanyakan kaum muslimin terkena penyakit cinta dunia dan takut mati, maka segolongan mereka menjadi Nasrani, dan sebagian yang penuh keimanan dan ketaqwaan siap gugur demi membela agama Allah hingga titik darah penghabisan.

Jadi, dengan bahasa kasar, kaum muslim diusir secara membabi buta dari Andalus, hampir sama perlakuannya seperti di zaman moderen ini yang dialami umat Islam Uighur (Xinjiang) Komunis Cina, Muslim Rohingya oleh Pemerintah Budha Myanmar, dan Muslim Palestina, oleh zionis Israel.

Namun dalam piala dunia Qatar 2022 Portugal dan Spanyol diusir secara terhormat dari Lapangan Sepak bola, sehingga kilas balik ini menjadikan momen terbaik bagi keturunan keturunan Islam di negara tersebut mengundang kembali Islam ke daratan Eropa yang telah ditinggalkan oleh moyang-moyang mereka.

Baca Juga:  Beasiswa BSI untuk Mahasiswa S1, Berikut syarat dan Cara Daftar

Raja Qatar bersama para rakyatnya yang secara totalitas adalah muslim, telah benar -benar memperlihatkan kemuslimannya yang hampir tidak dapat ditemukan ketimpangan dan kekurangan sedikitpun oleh para kaum anti identitas selama ini.

Bagaimana tidak, sehabis sepak bola selesai, mereka semua memberikan kue dan minuman halal secara gratis, apakah hal seperti ini ada dilakukan di negara-negara Barat? Mungkin yang lebih menarik lagi adalah umat Islam Qatar menyuguhkan makanan dan minuman kepada manusia yang memiliki identitas yaitu, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, Confusion, Zoroaster, Manusia, Yahudi dan Sebagainya seperti yang punya identitas agama—communism.

Masihkah Islam diberikan label terrorist, fundamentalis, radikalis, extrimis?

Namun umat Islam kalau mau tetap eksis, maka jangan menjauhkan diri dengan Allah, jangan mati-matian mengharap manusia, karena mereka sangat terbatas jangkauannya serta terbatas sekali masanya, karena telah banyak umat dan para pemimpinya tersungkur dan jatuh terhina dari singgasana mereka, semua ini bukan karena kehendak manusia tetapi itulah ketetapan yang tak dapat dipungkiri datangnya dari Pemilik Kerajaan langit dan bumi, dan tidak pernah salah dalam setiap keputusan-Nya.

Memang dari scenario Allah tersebut banyak hal yang belum terlintas dalam hati manusia, misalnya warna baju klub Portugal selalu pakek kostum itu, namun kemaren baju tersebut dengan warna persis sama pindah ke tubuh-tubuh pemain Maroco ( sudah terpakek oleh tim Maroco).

Ini pertanda apa? Kemudian nama Stadium juga orang banyak lupa. Kenapa kerajaan Qatar menamakannya dengan “Al Thumamama stadium”.

Baca Juga:  HUT ke-78 RI, Ponpes Nurul Ulum Peureulak Gelar Upacara dan Aneka Perlombaan

Apakah ini dinamakan kebetulan? Mungkin bukan, karena ada makna yang mendalam terkandung di dalamnya. Nama itu kalau kita lihat sejarah (lagi-lagi pentingnya sejarah) adalah Tsumamah bin Utsal, pemimpin Bani Hanifah yang sangat ditakuti oleh bangsa Arab karena mereka suka merampok, berperang dan bahkan tidak segan segan membunuh bagi yang melintasi daerah jajahannya khususnya yang tidak mau membayar pajak nanggroe dan blasteng atau uang keamanan kepadanya di Najd jauh dari kota Madinah.

Namun pada suatu hari pasukan Garnizun Rasulullah melakukan rondaan sekitar Najd, hingga terjadi pertempuran dengan kelompok Tsumamah dan akhirnya mereka ditangkap oleh pasukan Garnizun dan dibawa pulang ke Madinah serta diikat di dalam masjid selama 4 hari, kemudian dia dilepas oleh Baginda Rasulullah dengan aman.

Namun tidak lama berselang (beberapa jam), Tsumamah bin Utsal kembali ke masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat didepan Rasulullah dan para sahabatnya.

Mungkin bagi orang-orang yang sudah masuk stadium ini semoga mendapat hidayah semuanya.

Sinyal-sinyal seperti ini kadang-kadang kita terlupakan, mungkin pengganti Jenderal Thariq bin Ziyad akan tergantikan dari Maroco apakah melalui arena Qatar 2022 ini, atau ini hanya sebagai langkah awal kebangkitan Islam yang Allah tunjukkan lewat perhelatan dunia yang bergengsi ini.

Semoga Allah memperlihatkan kebenaran Islam di seantero manusia supaya mereka selamat dari kehinaan dunia dan kesengsaraan akhirat.
Wassalam, dari hamba yang dhaif.

Penulis adalah Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Guru Besar UIN Ar Raniry Banda Aceh.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar