Award Winners

20 Tahun Pasca 9/11, Islamofobia di AS Masih Tinggi

20 Tahun Pasca 9/11, Islamofobia di AS Masih Tinggi
Foto: Ilustrasi. (Doc: Ist/Harian Reportase)  
Penulis
|
Editor

Washington, Harian Reportase – Islamofobia di Amerika Serikat masih tergolong tinggi, hal ini diketahui berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR).

Jajak pendapat mengungkapkan setidaknya 69% Muslim Amerika secara pribadi telah mengalami satu atau lebih serangan atau tindakan diskriminasi anti-Muslim sejak 9/11.

Jajak pendapat ini merupakan bagian dari laporan yang mendokumentasikan dan menganalisis bagaimana serangan 11 September mengubah komunitas Muslim Amerika selama 20 tahun terakhir.

CAIR melakukan survei online dari 12 Agustus hingga 3 September dan menerima total 1.053 tanggapan lengkap. Demikia dikutip dari 5pillarsuk.com, sebuah portal penyedia berita perkembangan Islam di Eropa, Amerika dan Australia, Ahad (12/11).

Baca Juga:  Kunjungi Aceh, Mensos Risma: Penerima Bansos tak Perlu Sertifikat Vaksin

Lebih lanjut laporan itu mengungkapkan, peristiwa 11 September 2001 terus memicu peningkatan kejahatan dan kebencian terhadap Muslim di seluruh Amerika Serikat yang belum sepenuhnya mereda dua puluh tahun kemudian.

“Islamofobia menjadi alat manipulasi yang digunakan oleh politisi dan media untuk menanamkan ketakutan terhadap Islam. Selama 20 tahun terakhir, retorika mereka telah mengakibatkan sejumlah kejahatan dan kebencian terhadap Muslim atau mereka yang dianggap Muslim,” tulis laporan tersebut.

Baca Juga:  FPII Aceh : Pembakaran Mobil Ketua YARA Langsa adalah Terorisme terhadap Pers dan Demokrasi

Buktinya, setelah 11 September 2001, pemerintah meluncurkan beberapa program yang mengikis kebebasan sipil dan menargetkan Muslim di Amerika, antara lain National Security Entry-Exit Registration System (NSEERS)The Patriot Act, daftar larangan terbang, daftar pantauan dan larangan Muslim.

CAIR mengatakan secara keseluruhan, hasil jajak pendapat menunjukkan Muslim Amerika telah menderita kerugian yang signifikan dan berkelanjutan sebagai akibat dari serangan dan peristiwa selanjutnya selama dua dekade terakhir.

Baca Juga:  BMA Umumkan Penerima Bantuan Dana Pendidikan Bagi Santri Tahap 1, Berikut Cara Daftar Ulang

Namun, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa banyak Muslim Amerika yang dapat mengatasi tantangan hukum, politik dan sosial tersebut. Selain itu, Muslim Amerika cenderung melaporkan pengalaman pasca-9/11 yang sangat berbeda berdasarkan gender dan etnis, terutama bagi wanita Muslim dan Muslim Afrika-Amerika.

“Terlepas dari tantangan dunia pasca 9/11 dengan Islamofobia yang dilembagakan, Muslim Amerika terus berkembang di semua aspek masyarakat. Bidang-bidang ini termasuk filantropi, aktivisme, media dan hiburan, dan keterlibatan masyarakat,” tulis CAIR. (mediadakwah)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar