Award Winners

Kejayaan Bani Umayyah Sebagai Spirit Baru Kejayaan Islam Masa Kini

Kejayaan Bani Umayyah Sebagai Spirit Baru Kejayaan Islam Masa Kini
Ilustrasi; Mesjid Raya Baiturrahman, Aceh  
Penulis
|
Editor

Oleh : Cut Meuthia Sari 

Dinasti Bani Umayyah baru terwujud pada tahun 41 H/661 M dipelopori oleh Mu’awiyyah bin Abi Sufyan dan berumur lebih kurang 90 tahun. Tidak bisa dipungkiri bahwa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah telah memberikan banyak kontribusi untuk pengembangan dan kemajuan dunia Islam.

Hanya dalam jangka waktu 90 tahun banyak bangsa di empat penjuru mata angin beramai-ramai masuk ke dalam kekuasaan Islam yang meliputi tanah Spanyol ke seluruh wilayah Afrika Utara, Jazirah Arab Syria Palestina sebagian daerah anatolia koma-koma persiapan Afghanistan India dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan Uzbekistan dan Kyrgyzstan yang termasuk Soviet Rusia.1

Menurut Prof.Ahmad syalabi, penaklukan militer di zaman Umayyah mencakup tiga peran penting yaitu sebagai berikut:

Pertama, front melawan bangsa Romawi di Asia kecil dengan sasaran utama pengepungan ke ibukota Konstantinopel dan penyerangan ke pulau-pulau di Laut Tengah.

Kedua, front Afrika Utara. Selain menunjukkan daerah hitam Afrika, pasukan muslim juga menyeberangi Selat Gibraltar, lalu masuk ke Spanyol.

Ketiga, front Timur menghadapi wilayah yang sangat luas sehingga operasi kecil ini dibagi menjadi dua arah. yang satu menuju udara ke daerah adalah di seberang Sungai Jihun (Ammu Darya). sedangkan yang lainnya ke arah selatan menyusuri Sind, wilayah india bagian barat.2

Pada masa pemerintahan Muawiyah diraih kemajuan besar dalam perluasan wilayah. Selain itu, peristiwa yang paling mencolok ialah keberaniannya mengepung Kota Konstantinopel melalui suatu ekspedisi yang dipusatkan di kota pelabuhan dardanella setelah terlebih dahulu menduduki pulau-pulau di laut tengah seperti protes peta Cyprus, Sicilia dan sebuah pulau yang bernama awak tidak jauh dari ibu kota Romawi Timur itu titik di belahan Timur ke mama oh yang berhasil menaklukkan khurasan sampai ke sungai oxus dan Afganistan.

Ekspansi ke Timur yang dirintis oleh Muawiyah, lalu disempurnakan oleh Khalifah Abdul Malik serta dianggap sebagai Daulah Bani Umayyah kedua. Selain itu, ia juga berhasil menyempurnakan administrasi pemerintahan Bani Umayyah. Kemudian, masa pemerintahan Abdul Malik diganti oleh putranya Al-walid. Al-walid memerintah selama 10 tahun (86-96) H. Pada masa pemerintahannya merupakan masa kemenangan, kemakmuran, dan kejayaan bani umayyah.

Negara Islam meluas ke daerah Barat dan Timur, beban hidup masyarakat menjadi ringan, pembangunan kota, pabrik-pabrik, jalan-jalan, dan pendirian gedung-gedung seperti Masjid Al-Amawi di Damaskus dan perkantoran mendapat perhatian yang cukup serius.3

Baca Juga:  Keistimewaan Bulan Rajab dan Amalannya

Di samping itu, ia juga menggunakan kekayaan negerinya untuk menyantuni para yatim piatu, fakir miskin, dan penderita cacat seperti orang lumpuh, buta, dan sakit kusta. Al-walid I berhasil menghidupkan kembali Kota Konstantinopel dengan memberikan pukulan-pukulan yang cukup kuat. walaupun cita-cita untuk mendudukkan ibu kota Romawi tetap saja belum berhasil tetapi tindakan itu sedikit banyak berhasil menggeser tapal batas pertahanan Islam lebih jauh ke depan dengan menguasai Basis Basis militer kerajaan Romawi di mar’asy dan ‘Amuriyah.

Prestasi yang lebih besar dicapai oleh al-walid I ialah di Afrika bagian Utara dan sekitarnya. Setelah segenap tanah Afrika bagian utara diduduki, pasukan muslim di bawah pimpinan Thariq Bin Ziyad menyerangi Selat Gibraltar masuk ke Spanyol. Lalu ibukotanya, Cordova segera dapat direbut, menyusul kemudian kota-kota lain seperti Sevilla, Elvira, dan Toledo. Gubernur Musa bin Nushair kemudian menyempurnakan penaklukan atas tanah Eropa ini dengan menyisir kaki pegunungan Pyrenia dan menyerang Carolingian Prancis. Pada masa pemerintahannya juga tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya, dipimpin oleh panglima Musa bin Nusyair dan Tariq bin Ziyad yaitu pada tahun 711 M.4

Disamping keberhasilan tersebut Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan berbagai bidang baik politik pemerintahan maupun sosial kebudayaan titik dalam bidang politik Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang sama sekali baru untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin Kompleks. selain mengangkat majelis penasehat sebagai pendamping khalifah Bani Umayyah dibantu oleh beberapa orang sekretaris untuk membantu pelaksanaan tugas yang meliputi:

  1. Katib Ar-Rasail, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi dan surat-menyurat dengan para pembesar setempat
  2. Katib Alkharraj, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran negara.
  3. Katib Al-Jundi, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan berbagai hal yang berkaitan dengan ketentaraan.
  4. Katib Asy syurthah, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan keamanan dan ketertiban umum.
  5. Katib Al-Quddat, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan tertib hukum melalui badan badan peradilan dan hakim setempat.5
Baca Juga:  52 Pemda Tak Lakukan Upaya Pengendalian Inflasi

Dalam bidang sosial budaya, Bani Umayyah telah membuka kontak antar bangsa-bangsa muslim (Arab) dengan negeri-negeri taklukan seperti Persia, Mesir, Eropa dan sebagainya. Dalam bidang seni, terutama seni bangunan (arsitektur) Bani umayyah tercatat suatu pencapaian gemilang seperti Dome of The Rock (qubah Ash-Shakhra) di Yerussalem yang menjadi momentum terbaik hingga kini dan membuat orang-orang terkagum. Namun dari segi ilmiah, bahasa, sastra, dan lainnya tetap maju, menonjol dan mengambil kedudukan yang layak. Bangsa Arab adalah ahli syair, mendapati kedudukan khusus bagi para penyair dengan memberikan hadiah yang cukup besar dan memuaskan.

Pada masa Abul Aswad Ad-Duali (681 M) menyusun gramatika Arab dengan memberi titik pada huruf-huruf hijaiyah yang semula tidak bertitik. Usaha ini memiliki peranan besar dalam mengembangkan dan memperluas bahasa Arab, serta memudahkan orang membaca, mempelajari, dan menjaga barisan yang menentukan gerak kata dan bunyi suara serta ayunan iramanya, hingga dapat mudah kita pahami maknanya.

Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M) merupakan raja Bani Umayyah yang paling terkenal di lapangan ilmu pengetahuan dengan meletakkan perhatian besar pada ilmu pengetahuan sehingga kerajaan bani Umayyah dapat mampu menempatkan dirinya dalam ilmu pengetahuan dengan cara mementingkan buku-buku bahasa Yunani dan Kopti (Kristen Mesir).6

Selanjutnya dalam bidang peradaban, Bani Umayyah telah mampu mengembangkan dan perluasan berbagai ilmu pengetahuan, dan bahasa Arab sebagai media utamanya. Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan) beberapa kemajuan dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan diantaranya:

  1. Pengembangan Bahasa Arab.

Bani Umayyah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha negara dan pemerintahan sehingga pembukuan dan surat-menyurat harus menggunakan bahasa Arab, yang sebelumnya menggunakan bahasa Romawi/Persia.

  1. Marbad Kota Pusat Kegiatan Ilmu

Bani Umayyah mendirikan sebuah kota kecil sebagai pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan diberi nama Marbad, kota satelit dari Damaskus. Di kota Marbad inilah berkumpul para filsuf, ulama, penyair dan para ahli lainnya sehingga kota tersebut di beri gelar Ukadz-nya Islam.

  1. Ilmu Qiraat.

Ilmu ini merupakan ilmu tertua di masa khulafurrasyiddin, kemudian masa dinasti umayyah dikembangkan sehingga menjadi cabang ilmu syariat yang sangat penting. Dan lahirlah ahli qiraat seperti Abdullah bin Qusair (120 H), dan Ashim bin Abi Nujud (127 H).

  1. Ilmu Tafsir.
Baca Juga:  Korban Meninggal Akibat Gempa Turki Mencapai 24.178 Jiwa

Dikarenakan minat di kalangan umat Islam dalam menafsirkan alquran bertambah, sehingga memberikan apresiasi yang baik dalam dunia ilmu pengetahuan terus dikembangkan hingga sekarang. Salah satu ulama yang membukukan ilmu tafsir yaitu Mujahid (104 H).

  1. Ilmu Hadis.

Ketika umat Islam berusaha memahami Al-Qur’an, tentu diperlukannya hadis (ucapan-ucapan nabi). Oleh karena itu, timbullah usaha untuk mengumpulkan hadis, menyelidiki asal usul hadis sehingga akhirnya muncul ilmu baru yang disebut dengan ilmu hadis. Diantara ilmu hadis yang termasyhur di masa bani umayyah adalah Al-Auzai Abdurrahman bin Amru (159 H), Hasan Basri (110 H), Ibnu Abu Malikah (119 H) dan Asya’bi Abu Amru Amir bin Syurabil (104 H).

  1. Ilmu Fiqh.

Diantara ahli fiqh yang terkenal adalah Sa’ud bin Musib, Abu Bakar bin Abdurrahman, Qasim Ubaidillah, Urwah, dan Kharijah.

  1. Ilmu Nahwu

Pada masa bani umayyah Islam menyebar secara luas sehingga diperlukan ilmu nahwu terkhusus untuk orang-orang Ajam (non-Arab) yang masuk Islam. oleh karena itu, ilmu nahwu dibukukan dan dikembangkan.

  1. Ilmu Jughrafi dan Tarikh.

Pada masa bani umayyah, ilmu Jughrafi (ilmu bumi/geografi) dan Tarikh (ilmu sejarah) sudah berdiri pada masa itu, kemudian dikembangkan menjadi suatu ilmu agama Islam.

  1. Usaha Penerjemahan

Pada masa bani umayyah dimulai pula penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain ke dalam bahasa arab. Adapun yang pertama sekali memulai usaha penerjemahan ialah Khalid bin Yazid, seorang pangeran yang sangat cerdas dan ambisius.7[1]

Penulis adalah Mahasiswi S2, prodi Islamic Studies, UIN Ar-Raniry


[1]Samsul Munir Amin, Sejaeah Peradaban Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 129

2Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983), h. 124-139

3Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: LESFI, 2002), h. 69

4Samsul Munir Amin, Sejaeah Peradaban Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 131

5Joesoef Soe’yb, Sejarah Daulat Umayyah I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 234

6Fuad Mohd Facruddin, Perkembangan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h. 46

7Jurji Zaidan, Tarikh Adab Lughah Al-Arabiyyah, (Cairo: Darul Hilal, Jilid 2), h. 236.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar