Award Winners

Waled Marhaban Bakongan Meninggal Dunia

Waled Marhaban Bakongan Meninggal Dunia
Tgk Syakh H Marhaban Adnan (Waled Marhaban Bakongan) Pimpinan Dayah Raudhatul Muna Bakongan, Aceh Selatan. (Doc: Ist)  
Penulis
|
Editor

Aceh Selatan, Harian Reportase — Innalillahi Wa Innailaihi Raji’un, Aceh Kembali berduka, Tgk Syekh H Marhaban Adnan (Waled Marhaban Bakongan) yang merupakan Ulama kharismatik Aceh berpulang kerahmatullah.

Pimpinan Dayah Raudhatul Muna Bakongan, Aceh Selatan ini meninggal pada Selasa (24/8/2021) sekitar pukul 13.00 WIB di Rumah Sakit Umum dr H Yuliddin Away di Tapaktuan, Aceh Selatan.

Kabar meninggalnya anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh ini menyebar cepat diberbagai media sosial.

mengutip serambinews, Selain mengajar agama dan menjadi salah satu pimpinan pondok pesantren, Waled Marhaban juga ikut terlibat dalam mendamaikan konflik antara Aceh dengan Republik Indonesia beberapa tahun silam.

Waled Marhaban sempat beberapa kali bertemu dengan Presiden pada masa itu dijabat oleh Gusdur (Abdurahman Wahid), guna membahas jalan menuju Aceh damai.

Waled Marhaban juga salah satu ulama yang terlibat pendirian Universitas Malikussaleh pada masa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Baca Juga:  Ombudsman Aceh Pantau Proses Penerimaan Peserta Didik Baru di Banda Aceh

Waled Marhaban juga menjadi pengajar pembinaan akhlak dosen dan pegawai dalam lingkungan Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara.

Data Diri

Nama Lengkap: Marhaban

Nama panggilan: Waled Marhaban Bakongan

Tempat Lahir: Bakongan

Tanggal Lahir : 24 September 1950

Ayah: Tgk Syech H Adnan Mahmud

Keseharian Waled Marhaban mengajar agama, yakni pada dimulai dari pukul 8  sampai pukul 11 pagi, lalu dilanjutkan setelah Magrib sampai jam 11 malam.

Waled Marhaban dilahirkan di Bakongan pada tanggal 24 September 1950.

Saat ini beliau sudah berusia 70 tahun.

Perjalanan beliau dimulai dari setelah setelah tamat Sekolah Dasar pada tahun 1963.

Beliau melanjutkan sekolah SMP Swasta sambil mengaji pada Abu (Tgk Syekh H Adnan Mahmud) atau dikenal Nek Abu Bakongan di Masjid Bakongan.

Tahun 1968 Waled Marhaban melanjutkan pendidikan agama di Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan.

Baca Juga:  Pemecatan dr. BA, Rizki Maulidin : Harus Berdasarkan Ketentuan Hukum

Beberapa tahun belajar di Labuhan Haji, pada tahun 1971, Waled Marhaban pulang kampung (Bakongan) dan tahun 1972 Waled kembali melanjutkan belajar mengaji ke Samalanga, Bireuen, Aceh.

Kala itu Pesantren Mudi masih diasuh oleh Abon Abdul Aziz Samalanga.

Selama lebih kurang 17 tahun Waled menuntut ilmu di Samalanga.

Pada tahun 1989 setelah Abon Samalanga meninggal dunia, Waled Marhaban memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Bakongan.

Beliau membantu mengajar di Pesantren Ashabul Yamin milik ayah yakni Nek Abu Bakongan atau bernama lengkap Tgk Syekh H Adnan Mahmud.

Kemudian tahun 1990, Waled Marhaban membuka lahan perkebunan pesantren di Ujong Pulo, Bakongan Timur, Aceh Selatan.

Karena banyaknya hama, Waled Marhaban membuat bilik tidur untuk tempat tinggal orang mengaji.

Tahun 1994 Waled Marhaban menunaikan ibadah haji kebetulan satu tempat istirahat dengan Abuya Nasir.

Baca Juga:  Maghrib Mengaji, Tradisi Masyarakat Suaq Bakong, Aceh Selatan

Waktu itu Abu Nasir minta izin pada Alharhum Abu (Nek Abu) supaya bisa bermalam di pesantren Raudhatul Muna Ujong Pulo.

Dengan jumlah santri sekitar 40 sampai 50 orang waktu itu, mereka menuntut ilmu sambil membuat pagar dan membantu menanam kelapa.

Abu keberatan karena ingin membesarkan pesantren Ashabul Yamin, sedangkan ini adalah wilayah kebun.

Tapi karena Abu Nasir berulang-ulang minta izin, maka Abu pun mengizinkan.

Pada Tahun 1996, Waled Marhaban dapat penghormatan dari Pemerintah Aceh yang kala itu dipimpin oleh Prof Dr H Syamsudin Mahmud MSi (Gubernur Aceh periode 1993 – 2000).

Syamsuddin Mahmud mengapresiasi pesantren Raudhatul Muna yang sangat sukses menjalankan program kemandirian pesantren.

Saat itu, santri mulai sudah mulai mencapai 200an orang, termasuk dari Bandung.

Saat ini, sebagain dari mereka telah mendirikan pesantren sendiri.(*)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar