Award Winners

Aceh Tengah – Bener Meriah Menjadi Dapil Neraka Bagi Kontestan Politik

Aceh Tengah – Bener Meriah Menjadi Dapil Neraka Bagi Kontestan Politik
Ketua Umum Forum Pendidikan Mahasiswa Aceh Tengah (FOPMAT) Daffa Taqi Abiyyu. (Dok: Harianreportase.com)  
Penulis
|

Banda Aceh, HARIANREPORTASE.com – Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dianggap sebagai daerah pemilihan (Dapil) neraka bagi kontestan politik pada pemilu mendatang.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Forum Pendidikan Mahasiswa Aceh Tengah (FOPMAT) Daffa Taqi Abiyyu, melalui keterangan tertulis kepada Harianreportase.com, Kamis (11/1/2024).

Dalam upaya menarik simpati dari rakyat tentu berbagai hal harus di persiapkan oleh para kontestan, gagasan yang menarik, gagasan yang berasal dari representatif keresahan rakyat serta yang dapat mengakomodir kepentingan daripada suatu daerah itu sendiri.

“Namun ada beberapa hal yang membuat kita menjadi dilema dalam bingkai kehidupan khususnya dalam menyambut hajatan demokrasi ini, budaya politik yang terlalu pragmatis menjadi tantangan besar bagi para kontestan sehingga menghancurkan esensi dari peradaban politik itu sendiri, diantaranya gencarnya money politik,” tulis Daffa

Baca Juga:  Anggota DPR Aceh Isi Pengajian Subuh di Masjid Al Kawari Dewan Dakwah Aceh

Menurut Daffa, bahasa bahwa saat ini rakyat sudah cerdas juga masih menjadi tanda tanya, fakta di lapangan saat ini, sebahagian besar masyarakat memilih kontestan politik hanya karena menerima sembako dan uang saku.

“Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah cukup familiar dengan pola politik yang seperti ini bahkan sering melontarkan bahasa “Ike ara sen kite pilih”, bagi kami selaku pemuda hal ini sebenarnya cukup berbahaya bagi kehidupan demokrasi bahkan keberlangsungan pembangunan yang ada di daerah kita,” lanjut Daffa

Baca Juga:  Dayah Darul Quran Aceh Juara Turnamen Futsal Anak Bangsa Cup 2023

Nantinya, lanjut daffa, para kontestan politik yang terpilih untuk duduk di kursi perwakilan rakyat bukan lagi fokus untuk membangun daerah atau wilayah Dapil tersebut akan tetapi sibuk mengembalikan cos politik yang begitu besar pada saat kontestasi.

“Budaya money politik seperti ini memang ada di berbagai penjuru Indonesia dan sejatinya sulit di hilangkan akan tetapi kalau kita sama sekali tidak memulai untuk menghilangkan ini akan menjadi penyakit bersama karena sejauh ini daerah kita lah yang dikenal memiliki cos politik yang mahal sehingga disebut neraka bagi para kontestan,” ujar Daffa

Baca Juga:  Memaknai Keberkahan Ramadhan Bagian 11

“Seharusnya masih banyak pola yang bisa dilakukan contohnya membangun komitmen bersama para kontestan politik, karena yang harus di akomodir itu adalah kepentingan dan kebutuhan bersama bukan kepentingan perseorangan, jika budaya seperti ini sudah bisa kita minimalisir maka tak lama lagi kita bisa menatap pembangunan yang baik di daerah kita,” kata Daffa menutup keterangannya

Bagikan:

Tinggalkan Komentar