Award Winners

FAKSI Ucapkan Terimakasih Kepada Pihak Yang Ikut Menyukseskan Aksi Peringati Hari HAM Sedunia

FAKSI Ucapkan Terimakasih Kepada Pihak Yang Ikut Menyukseskan Aksi Peringati Hari HAM Sedunia
Peserta Aksi Peringati Hari HAM Sedunia, di Idi Rayeuk, Aceh Timur, pada Senin (12/12/2022).  
Penulis
|
Editor

Idi, HARIANREPORTASE.com — Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah ikut menyukseskan Aksi Peringati Hari HAM Sedunia, di Aceh Timur pada Senin (12/13/2022).

Ucapan terimakasih pada semua pihak, terutama Kapolres Aceh Timur beserta jajarannya yang telah memfasilitasi terselenggaranya Aksi Peringati Hari HAM sedunia yang pertama kali digelar di Idi Rayeuk, Aceh Timur, Hal itu disampaikan oleh Kordinator FAKSI Aceh, Ronny H.

” Kami sangat berterimakasih kepada semua pihak, terutama pihak kepolisian dari Polres Aceh Timur, khususnya jajaran Sat Intelkam dan Sat Sabhara, Sat Reskrim, karena mereka dalam hujan mendampingi kami kemarin hingga selesai, demikian pula bapak Pj bupati dan Kepala Kejaksaan Aceh Timur, unsur TNI, awak media yang juga dalam keadaan hujan menyambut kami, ini pertama kalinya dalam sejarah, semoga tahun depan bisa digelar lebih baik lagi,” kata Ronny, Selasa (13/12/2022).

Ronny mengungkapkan pihak kepolisian dari polres Aceh Timur sangat besar perannya dalam mensukseskan serangkaian kegiatan yang disentralkan di sekitar jalan Medan – Banda Aceh, pendopo bupati dan kantor kejaksaan Aceh Timur itu.

” Alhamdulillah, ucapan terimakasih ini rasanya sangat patut kami ucapkan dan kami sangat terharu, karena isu HAM sangat rentan, kami kira bahkan tak dapat izin, tapi kemarin pihak kepolisian justru mendampingi dan mengawal kami dengan sepenuh hati, meski dalam hujan, bahkan kami diperbolehkan teatrikal dan membentang spanduk hari HAM sambil membaca petisi di depan publik dan media di jalan Medan – Banda Aceh, itu luar biasa bagi kami,” ujarnya.

Ronny juga secara pribadi mempersembahkan ucapan terimakasihnya kepada masyarakat, terutama seluruh rekan seperjuangannya dan awak media yang telah bersedia bertahan dalam hujan demi mensukseskan kegiatan yang sangat sederhana itu.

Baca Juga:  Lima Kebiasaan Yang Perlu Dihindari Setelah Makan

” Terimakasih juga buat saudara seperjuangan saya, baik yang tua maupun muda, serta rekan wartawan, bagi saya merekalah saudara sejati saya, karena mereka yang benar – benar peduli pada perjuangan menentang ketidakadilan dan penindasan selama ini, bahkan mereka rela bertahan dalam hujan demi mensukseskan aksi, andai saja mereka pulang, mungkin aksi kemarin bisa batal, saya pasti malu, karena hujan kemarin hampir tak memungkinkan aksi digelar,” ungkap aktivis HAM Aceh itu.

Bagi putera Idi Rayeuk itu, kepedulian semua pihak tersebut merupakan bentuk kesadaran dan penghormatan tertinggi terhadap hak asasi manusia yang merupakan tonggak dasar penghormatan atas harkat dan martabat umat manusia.

” Secara nyata, itu semua merupakan bukti dan bentuk kesadaran dan penghormatan tertinggi dari mereka yang hadir dan mengawal kami kemarin terhadap HAM, terhadap nilai – nilai kemanusiaan, kita berharap kedepan upaya perlindungan dan pemajuan HAM di Aceh Timur bisa lebih baik lagi, dan HAM ini tidak lagi dijadikan barang antik dan dikira urusan ecek – ecek, bahkan ancaman dan gangguan,” ucap Ronny.

Meski mengaku sedikit kecewa atas ketidakhadiran yang lainnya, Ronny mengungkapkan bahwa pihaknya kedepan akan terus menggencarkan kegiatan – kegiatan sosialisasi dan diskusi tentang demokrasi dan HAM serta materi edukasi lainnya dengan pihak terkait, di kota hingga ke pelosok desa.

” Terus terang saja, saya secara pribadi sangat kecewa, banyak yang enggak datang, selalu begitu, padahal itu penting buat mereka, bukan buat pribadi kami, tapi perjuangan demi kepentingan orang banyak, kalau mikir buat pribadi kami, mungkin enggak perlu kami susah payah peduli, karena kami bisa saja mencari kesenangan tanpa peduli penderitaan orang lain, lagian kami lumayan dekat juga dengan banyak pihak,” tandasnya.

Baca Juga:  Vivo YO2s Diluncurkan dengan Baterai Jumbo, Harga Rp 1,7 Jutaan

” Padahal sebelum dan sesudah aksi, selalu banyak orang yang mengeluh dan mengadu ke kami bahwa mereka diperlakukan tidak adil dan sebagainya, baik terkait masalah ketidakadilan hukum, ketidakadilan sosial, ketidakadilan di tingkat kabupaten bahkan di pelosok desa, masalah kesejahteraan, gaji tak layak, tak dapat bantuan, fasilitas umum dan banyak lagi lainnya yang dikeluhkan ke kami, tapi anehnya pas diajak aksi untuk perubahan sosial, malah cuek, banyak alasan, gengsi, enggak datang dan seolah tak peduli dan tak butuh, tapi nanti pas kejepit baru menjerit nyari – nyari pertolongan, ini yang selama ini kerap kami alami setiap mengadakan aksi pada enggak peduli,” ungkap Ronny.

Dia berharap kesadaran masyarakat pada perjuangan mendorong perubahan sosial di Aceh Timur serta upaya pemajuan kondisi demokrasi dan HAM di daerah penghasil migas ini mendapat dukungan penuh dan semakin hari bisa semakin meningkat lebih baik lagi. Karena menurut Ronny dinamika sosial di masa depan akan lebih rumit dan problematik.

” Bila masyarakat tak mau peduli, maka itulah celah utama ketidakadilan dan penindasan serta kesewenang – wenangan akan datang bertahta, oleh sebab itu masyarakat mesti punya kesadaran penuh, mesti peduli, punya daya kritis yang tinggi berjuang untuk kebenaran dan tegaknya keadilan, maka barulah perubahan sosial bisa terjadi, tanpa desakan masyarakat, perubahan sosial bisa lambat, bahkan tak akan terwujud seperti yang diharapkan,” pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.

Baca Juga:  Gubernur Aceh: Pandemi Menguji Konsistensi, Jangan Jenuh terus Berkolaborasi

Dalam aksi kemarin tampak hadir pula sejumlah pegiat sosial seperti Irfan Hutagalung SH, Muhammad Arief (Perleng), Tarmizi, Razali Maop, Hasbi, Kusmiadi, Fakri, Gadong, Nurliya, Kasum, Alvin Sitorus, Jaka, dan jurnalis muda seperti Iksan, Zainal dan lainnya.

Setiap tahunnya pada 10 Desember warga dunia memperingati hari HAM sedunia yang bertepatan dengan hari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) pada tahun 1948.

UDHR sendiri merupakan dokumen tonggak sejarah yang menyatakan hak-hak yang tidak dapat dicabut yang dimiliki setiap orang sebagai manusia, terlepas dari ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, bahasa, aliran politik maupun pendapat lainnya. Juga terlepas dari asal kebangsaan, tingkat sosial, properti, kelahiran hingga status lainnya.

HAM atau Hak Asasi Manusia merupakan hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata kerena manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.

Namun sayangnya, masih banyak pihak yang melakukan pelanggaran HAM. Bahkan hampir setiap negara memiliki permasalahan dalam usaha untuk menegakkan HAM, tidak terkecuali di Indonesia.

Pelanggaran HAM berat adalah kejahatan luar biasa yang mengakibatkan kerugian yang bersifat sulit dikembalikan ke keadaan semula. Korban pelanggaran HAM berat umumnya menderita luka fisik, mental, penderitaan emosional dan kerugian lain yang berkaitan dengan hak asasi manusia.

Pelanggaran HAM berat juga menyebabkan kerugian materiil bagi korbannya. Perumusan tentang pelanggaran HAM berat belum secara jelas ditetapkan dalam berbagai resolusi maupun deklarasi yang telah diadakan oleh negara-negara di dunia.

Meski diguyur hujan, Aksi Peringati Hari HAM pertama kali diadakan di Aceh Timur berjalan sukses.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar