Award Winners

Fenomena Lato Lato, Sejarah dan Dampaknya

Fenomena Lato Lato, Sejarah dan Dampaknya
  
Penulis
|
Editor

Oleh Afrizal Refo, MA

HARIANREPORTASE.com — Fenomena Lato Lato, Baru-baru ini permainan anak lato-lato tengah viral di berbagai media sosial terlebih di akun TikTok. Salah satu permainan tradisional ini banyak dimainkan oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.

Awalnya permainan ini hanya terlihat biasa saja, namun dari teknik bermainnya akan membuat seseorang ingin mencoba lagi dan bahkan diperlombakan, yang bisa membunyikan paling lama akan menjadi pemenang.

Aneh memang, hampir seluruh Indonesia khususnya Aceh, baik di kota maupun desa semuanya memainkan permainan Lato-lato tersebut, sehingga tidak heran kita terus mendengarkan bunyi tok-tok-tok tersebut dimana-mana.

Memang sebagian orang mengatakan bahwa dengan adanya permainan Lato-lato ini, terdapat banyak manfaatnya diantaranya melatih konsentrasi dan kesabaran.

Baca Juga:  Gubernur Nova Lantik 3 Kepala SKPA

diantara manfaat lainnya adalah anak-anak sudah bermain Lato-lato dan mereka sudah jarang memainkan hp jenis game FF, PUBG, maupun Mobile Legend.

Meskipun demikian, masih ada dikalangan remaja maupun dewasa yang memainkan jenis permainan tersebut yang membuat kelalaian dan menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat.

Dilihat dari sejarahnya, ternyata permainan Lato-lato ini sudah ada sejak tahun 1960-an hingga 1970-an yang dipopulerkan di belahan dunia seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Di negara asalnya permainan tersebut bernama clackers, click-clacks, atau knockers.

Dahulu terbuat dari kaca kemudian lambat laun berubah jadi kayu dan atom.

Permainan Lato-lato ini sempat dilarang dinegara tersebut karena mengandung bahan kimia maupun radioaktif serta mudah terbakar.

Baca Juga:  Safari Ramadhan Pemerintah Aceh, Disdik Dayah Aceh Gelar Santri Saweu Gampong

Tiga tahun kemudian, kewenangan tersebut diperluas, yakni dengan melarang penjualan mainan clackers di pasaran. Permainan yang awalnya dipasarkan sebagai cara untuk mengajari anak-anak koordinasi tangan dan mata itu bisa menjadi proyektil, sehingga dikeluarkan peringatan untuk mencegah kebutaan.

Dan kini entah siapa yang memulai dan mempopulerkan permainan Lato-lato tersebut di Indonesia khususnya Aceh.

Efek Lato Lato

Adapun efek dari Lato-lato tersebut yakni suara yang dihasilkan dua bandul tersebut telah merambah sampai ke sekolah, para siswa membunyikan ketika di Sekolah dan bahkan saat pelajaran sedang berlangsung sehingga menimbulkan kebisingan.

Selain itu, ada juga yang mengalami benjol di dahi karena terkena lato-lato bahkan sampai menjerat leher dan belum lagi ada yang talinya putus sehingga terkena orang lain atau pecah kaca, sehingga membuat suasana belajar pun menjadi kacau.

Baca Juga:  Gelar Dies Natalis ke-13 dan Wisuda, Poliven Luluskan 39 Ahli Madya

Baru-baru ini, viral lato-lato kena mata seorang bocah berinisial AN di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Usai bermain dari rumah temannya, AN pulang dengan luka dibagian mata setelah terkena serpihan bola lato-lato. Hal tersebut mengakibatkannya harus menjalani operasi mata lantaran terluka di bola matanya.

Maka oleh karena itu, perlu dari pihak pemerintah terkait untuk memperhatikan dan mengatasi jenis permainan ini untuk tidak menyebar kemana-mana.

Dan sebaiknya tidak memainkan lagi permainan tersebut dan harapannya permainan Lato-lato ini bisa dibatasi sehingga tidak menyebabkan hal-hal yang buruk terjadi.

Penulis adalah Dosen Pendidikan Agama Islam IAIN Langsa, dan Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar