Award Winners

Fenomena Tawuran di Lhokseumawe, Ini Kata Psikolog

Fenomena Tawuran di Lhokseumawe, Ini Kata Psikolog
Psikolog Sosial Rini julistia M.Psi. (Dok: HR)  
Penulis
|
Editor

Lhokseumawe, HARIANREPORTASE.com — Tawuran yang dulunya sering terjadi di kota kota besar, namun belakangan ini tawuran terjadi di daerah kita yakni Lhokseumawe.

Kejadian pertama terjadi di bulan Januari yang lalu, kemudian malam kemarin kembali terulang, bahkan di malam yang sama terjadi dua kejadian yang serupa yakni tawuran di jalan elak dan di Gampong Mon Gudong.

Kejadian ini mirip dengan kejadian sebelumnya yakni adanya korban yang jatuh dan terkena sebetan benda tajam.

Menurut Psikolog Sosial Rini julistia M.Psi., Psikolog, Hal ini terjadi karena adanya Perkembangan teknologi yang semakin maju serta dampak globalisasi yang semakin luas membuat banyak kalangan muda terjerumus dalam hal- hal yang melanggar norma dan aturan yang meresahkan masyarakat.

Baca Juga:  Porseni IGTKI-PGRI 2023, Dina Rahmawati Raih Juara Favorit

“Seperti Narkoba, balap liar, tawuran dan lain sebagainya dan dalam hal ini kelompok masyarakat yang paling mudah terpengaruh adalah Remaja,” kata Rini, melalui keterangan tertulis kepada Harianreportase.com, Senin (13/2/2023).

Menurutnya, sesuai dengan teori psikologi, usia pada masa remaja sedang berada pada fase ego identity.

“Artinya seorang remaja sedang mencari identitas diri dan kebermaknaan dirinya. Namun disaat yang sama remaja juga mengalami kebingungan peran dimana ia tidak lagi anak anak, tetapi tidak pula masuk ke fase yang benar benar dewasa, sehingga lingkungan melihat hal itu sebagai pemberontakan.” terang Rini

Baca Juga:  WhatsApp Resmi Rilis Fitur Kunci Pesan ke Semua Pengguna

Rini menjelaskan, anak anak remaja ingin menunjukkan “ini loh Aku, Aku bisa melakukan apapun yang aku mau tidak peduli dengan lingkungan mau ngomong apa”.

“Jadi karena kebutuhan kebermaknaan diri, eksistensi diri, remaja mencoba banyak hal. Tidak peduli hal yang di lakukan positif atau negatif yang penting peran, posisi dan eksistensinya terlihat sehingga ada perilaku- perilaku dalam norma sosial yang terlihat menyimpang dilakukan.” lanjutnya

Selain hal tersebut, terang Rini, ada faktor lain yang membuat remaja melakukan perilaku yang melanggar norma yaitu:

Kedekatan atau komunikasi dengan orang tua, kebutuhan dalam diri remaja itu sendiri, kemampuan adaptif, bagaimana remaja mengelola emosi dan pikiran pikirannya, pengaruh peer group dan juga konformitas dalam peer group tersebut.

Baca Juga:  Sosok Pj Gubernur, Ini Harapan Lemkaspa

“Yang harus kita pahami adalah diseluruh alam raya, tidak ada hal yang begitu membahayakan umat manusia selain umat manusia itu sendiri.” ujar psikolog alumni UNPAD tersebut

“Jadi perlu adanya peran aktif dari semua pihak untuk melakukan kontrol terhadap perilaku remaja agar hal negatif seperti ini tidak terulang kembali,” tutup Rini yang merupakan salah satu asosiate pada Biro psikolog di Biro Psikologi Asa kita.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar