Award Winners

Megawati, Soekarno Dan Komunisme

Megawati, Soekarno Dan Komunisme
Ketua Majlis Syura Dewan Dakwah Aceh dan Dosen Siyasah pada Fakultas Syari’ah & Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dr. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, MCL, MA. (Doc: Harian Reportase)  
Penulis
|
Editor

Oleh: Dr. Hasanuddin Yusuf Adan

HARIANREPORTASE.com — Menarik perhatian mayoritas ummat Islam di Indonesia ketika ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Seokarnoputri mengucapkan selamat satu abad kepada partai komunis Tiongkok dengan berbagai sanjungan yang merisihkan pemikiran idealis ummat Islam di negeri ini.

Terkait dengn PDI-P, berawal dari perpaduan (fusi) beberapa partai politik pada zaman Soeharto sehingga menjadi satu yang bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang berdiri 10 Januari 1973 dipimpin oleh Mohammad Isnaeni. PDI merupakan fusi dari partai Kristen Indonesia (Parkindo), partai musyawarah rakyat banyak (Murba), partai Nasional Indonesia (PNI), partai Pendukung Kemerdekaan Idonesia (IPKI), dan partai Katolik.

Dalam kongres luarbiasa PDI di Asrama Haji Sukolilo Surabaya 2-6 Desember 1993 Megawati mendapatkan suara terbanyak dan terpilih sebagai Ketua Umum PDI dengan mengantongi 256 suari dari 305 suara cabang mengalahkan Budi Harjono. Namun presiden Soeharto tidak senang terhadap Megawati sehingga menjongkelnya dalam kongres PDI di Medan tahun 1996 dan memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.

Akibat dari perpecahan tersebut Megawati membentuk Partai baru yang mengklaim sebagai penerus PDI, dan terhitung 1 Februari 1999 ditetapkan sebagai PDI-P. awalnya PDI-P memiliki enam ideologi, yaitu; Pancasila, Marhaenisme, Nasionalisme Ekonomi, Nasionalisme, Populisme Kiri, dan Soekarnoisme. Dari enam ideologi dasar yang dimiliki PDI-P tidak satupun yang berafiliasi langsung dengan ideologi Islam, apalagi ada Marhaenisme dan Soekarnoisme yang menjadi pelaku dan pemaju ideologi komunisme. Dengan demikian kalau hari ini Megawati mengapresiasi dan mengucapkan selamat terhadap ulang tahun Partai Komunis Tiongkok, inilah latarbelakangnya dan tidak perlu diherankan, namun perlu diwaspadai.

MEGAWATI DAN SOEKARNO

Sebagai anak kedua dari lima bersaudara hasil kerjasama Sooekarno dengan Fatmawati (Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra), Megawati merupakan satu-satunya yang mengikuti dan meneruskan sungguh-sungguh ideologi ayahnya yang beraliansi Marxisme. Kondisi ini terlihat dari sepak terjang Megawati selama memimpin PDI-P dalam beberapa periode sehingga berkolaborasi penuh dengan Partai Komunis Tiongkok yang sangat anti Islam dan menganiaya serta membantai ummat Islam di Uyghur, Tiongkok.

Ketika kita padankan dengan ideologi PDI-P yang ia bangunkan nampak sekali kalau Megawati itu merupakan pendukung dan penerus ideologi yang pernah diprakarsai ayahnya Soekarno ketika memimpin negara Indonesia sebagai presiden pertama yang berzaman Orde Lama (Orla). Kondisi semacam ini lebih kuat lagi keyakinan kita manakala PDI-P sebagai partai mayoritas kursi di DPR berupaya merobah Pancasila menjadi Three sila dan Eka sila dan menampung anak keturunan PKI dalam partainya seperti Ribka Tjiptaning Proletariyati yang menulis buku: Aku Bangga jadi Anak PKI.

Baca Juga:  Harga Emas Antam Hari Ini Senin 12 September 2022

Lazimnya dipahami bangsa Indonesia yang memahami sejarah nasional Indonesia bahwa Soekarno merupakan salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda. Bagi bangsa Aceh Soekarno merupakan pembohong bagi berlakunya Syari’at Islam di Aceh yang ia janjikan melalui ulama dan tokoh kharismatik Aceh Teungku Muhammad Dawud Beureu-‘eh. Sebelum memimpin Indonesia sebagai presiden pertama Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) 4 Juli 1927, sebelumnya bernama Perserikatan Nasioanal Indonesia yang diketuai Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Tjokroadisuryo dan Mr. Sunaryo.

Partai yang berideologi nasionalisme tersebut kemudian berafiliasi dengan PDI ketika terjadi penciutan partai-partai dalam masa kepemimpinan Soeharto. Dari segi ideologi partai jelas Soekarno tidak mengutamakan Islam sebagai wadah perjuangan untuk sebuah bangsa yang mayoritas 90% muslim di Indonesia. Apalagi kalau membaca sejarah mudanya yang banyak kawin tetapi sedikit menikah, banyak membela nasionalisme dan sedikit membela Islam walaupun dia seorang muslim maka jelaslah ideologi yang tertanam dalam jiwa raganya tidak memihak Islam.

Ketika menjadi presiden Indonesia, Soekarno lebih memberi angin segar kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berupaya mengembangkan doktrin peninggalan Karl Marx ketimbang Partai Islam Masyumi yang berupaya menjalankan syari’at Islam di Indonesia. Ia juga suka mengejek-ngejek Islam dengan ucapan Islam Ijo loyo-loyo, suka bermesraan dengan pimpinan PKI Dipa Nusantara Aidit (D.N.Aidit) dan mengganyang Malaysia atas anjuran PKI. Karena sepak terjang Soekarno yang sangat merugikan Islam maka ummat Islam melalui tokoh-tokohnya membuat perlawanan dengan mengisytiharkan gerakan Darul Islam/Tentera Islam Indonesia (DI/TII), dan Pemerintah Refolusioner Republik Indonesia (PRRI). Ternyata Soekarno menggunakan kekuasaan yang ada untuk menghabisi Islam, ummat Islam dan gerakan Islam dengan membunuh tokoh-tokohnya dan membubarkan alat gerakannya. Efek dari itu Masyumi dipaksa bubar oleh Soekarno tahun 1960 dengan alasan terlibat dengan PRRI, satu alasan yang sangat irrelefan bagi seorang muslim untuk menghancurkan partai Islam, sementara Partai Komunis dibiarkan hidup dengan leluasa.

Terakhir Soekarno nyata-nyata membela PKI dan bekerjasama dengan Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina yang sangat berambisi untuk mengkomuniskan Indonesia sehingga meletuslah G-30S PKI yang mengorbankan enam orang jenderal dibuang ke lubang buaya. Kalau kita mau berbicara jujur Soekarno memang sangat menyatu dengan ideologi Komunis sehingga ia ciptakan nama lain untuk Indonesia bernama Marhaenisme yang ujung-ujungnya menuju kepada Soekarnoisme.

Baca Juga:  Negara Karut Marut

Ketika ideologi ini dilanjutkan oleh keturunannya maka nampaklah dalam perjalanan masa ketika PDI-P menampung anak cucu Komunis dalam partainya, dan partai tersebut dipimpin oleh Megawati sebagai puteri Soekarno sendiri yang mempersiapkan anaknya Puan Maharani sebagi pelanjut ideologi tersebut. Maka tidak heran kalau ada ucapan mereka: kalau Indonesia mau maju maka pendidikan agama harus dihapus dalam silabusnya. Mereka juga tidak begitu yakin dengan adanya qadha dan qadar.

Bukti terkini bahwa Megawati menyatu dengan Komunisme adalah ucapan selamat kepada Partai Komunis Tiongkok yang berulang tahun ke 100. Ia mengatakan berbagai kemenangan yang dicapai oleh Partai Komunis Tiongkok terhadap rakyatnya di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Parti Komunis Tiongkok, Xi Jinping yang juga sebagai presiden negeri Cina. Ucapan selamat tersebut betul terjadi dan diakui oleh petinggi PDIP Hendrawan Supratikno yang mempertanyakan: apa yang salah dengan menyampaikan selamat ultah ke 100 untuk Partai Komunis Tiongkok. (Galamedianews 02/07/2021. 20:31).

KOMUNISME

Komunisme merupakan satu ideologi yang dicetuskan oleh Karl Marx (1818 – 1883 M) & Friedrich Engels (1820 – 1895) pada 21 Februari 1848 di Jerman. Ia berpedoman kepada: der Manifest Kommunistischen (manifesto politik) yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 di London. Menjelma dalam bentuk revolusi di Rusia tahun 1917 M, (awal berdirinya Uni Sovyet), dengan planning dari gerakan Yahudi.

Sebagai salah satu ideologi internasional Komunisme memiliki doktrin tersendiri, di antaranya adalah: mengingkari wujud Allah dan segala yang ghaib, percaya kepada Marx, Lenin dan Stalin, dan menolak tiga; menolak Allah, Agama dan mengingkari hak milik pribadi, pertarungan antara kaum borjuis dan kaum proletar, memerangi agama karena dianggap racun masyarakat & babunya kapitalis, moral itu relatif, & sebuah akibat daripada alat-alat produksi, memerintah rakyat dengan tangan besi dan kekerasan, Negara adalah partai dan partai adalah negara (partai tunggal).

Para pendiri dan pelanjut ideologi komunis mayoritas berasal dari keturunan Yahudi, di antaranya adalah: Karl Marx (cucu Yahudi terkenal Murkoy Marx. Dia seorang egoistis, tidak punya prinsip yang jelas, pendendam dan materialistis. & Friedrich Engels (Yahudi Jerman & penyandang dana). Lenin (1870-1924 M). Dia yang melakukan revolusi berdarah di Rusia pada tahun 1917 M. Seorang diktator yang amat ditakuti. Tokoh ini berhati kejam, diktator dalam memaksakan pendapatnya dan dendam terhadap umat manusia. Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Lenin asal-usulnya adalah seorang Yahudi. Yoseph Stalin, (1879 – 1954) Sekretaris partai komunis dan pemimpin tertinggi setelah Lenin. Dia terkenal dengan bengis, kejam, sadis, diktator, dan keras kepala. Trotski. Lahir 1879. Dia mati dibunuh tahun 1940 M. Pembunuhan itu diotaki oleh Stalin

Baca Juga:  Mencari Jabatan Dengan Mengorbankan Keyakinan

Di Indonesia ideologi Komunis didirikan oleh Henk Sneevliet pada tanggal 23 Mei 1914, sebagai upaya penjajah Belanda untuk memecah belahkan ummat Islam di Indonesia. Ide tersebut kemudian berobah nama dalam bentuk partai yang dikenal dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Banyak sekali kerja PKI yang bukan hanya merugikan Islam melainkan menghancurkan Islam selama ia wujud di Indonesia. Tahun 1948 di Madiun Jawa Timur Muso mendeklarasikan Republik Indonesia Soviet dengan menghidup dan memajukan ideologi Komunis sehingga sejumlah ulama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah dan orang-orang yang tidak mengikutinya dibunuh secara sadis dan kejam.

Tahun 1965 D.N.Aidit dan kawan-kawannya memimpin PKI secara nasional dan menguasai parlemen dalam empat besar perolehan suara tatkala itu (PNI, Masyumi, NU, dan PKI). Kejahatan dan kekejamannya terbongkar ketika terjadi Gestapu PKI 30 September yang membunuh enam jenderal dibuang ke Lubang Buaya. Pada waktu itu kaum komunis di bawah naungan PKI mulai membunuh ummat Islam dan orang-orang yang tidak ikut mereka sehingga rezim Soekarno (Orde Lama) jatuh digantikan oleh Soeharto (Orde Baru), dan akhirnya PKI dibubarkan pada tanggal 12 maret 1966.

Melihat keadaan dan sejarah yang ada mulai dari perjuangan Soekarno sampai Megawati hari ini dan doktrin Komunisme, dapat dipastikan ideologi komunis sama sekali tidak boleh bersahabat dengan Islam dan ummat Islam. Manakala ada orang Islam yang memuja-muja dan mengembangkan ideologi Komunis bermakna orang tersebut sudah sesat sesesat-sesatnya yang menjurus kepada kesyirikan. Karena ukuran baku kesyirikan seseorang adalah apabila muslim sudah menolak tuhan Allah dan tidak menngakui agama Islam. Untuk itu semua kepada segenap ummat Islam di atas dunia ini istiqamahlah dengan ideologi Islam dan tolak serta perangi ideologi Komunis karena ia penyakit paling berbisa dan paling menular di permukaan bumi ini yang lebih berbisa dan lebih mudah menular daripada Covid 19.

Penulis Adalah Ketua Majlis Syura Dewan Dakwah Aceh & Dosen Siyasah Fakultas Syari’ah UIN Ar-Raniry.
Email : [email protected]
Terbit : Banda Aceh, 03 Juli 2021.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar