Award Winners

Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober

Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober
Hari Sumpah Pemuda. (Doc: Istimewa)  
Penulis
|
Editor

HARIANREPORTASE.com – Hari Sumpah Pemuda selalu diperingati setiap tanggal 28 Oktober setiap tahunnya.

Tahun 2022, peringatan Hari Sumpah Pemuda sudah memasuki tahun ke-94, yang diperingati pada Jumat (28/10/2022).

Berikut uraian sejarah Hari Sumpah Pemuda yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1928.

Sumpah Pemuda merupakan peringatan hasil dari rumusan Kongres Pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari di Batavia (Jakarta) pada 27-28 Oktober 1928.

Pada Tahun 1959, pemerintah Indonesia menetapkan Hari Sumpah Pemuda melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, untuk diperingati setiap tahunnya.

Dilansir dari laman museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id, pada Jum’at (28/10/2022).

Baca Juga:  1.235 Siswa Ikuti Ajang Kompetisi Sains Madrasah 

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia.

Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

RAPAT PERTAMA, GEDUNG KATHOLIEKE JONGENLINGEN BOND

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Baca Juga:  Istimewanya Hari Jumat

RAPAT KEDUA, GEDUNG OOST-JAVA BIOSCOOP

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

RAPAT KETIGA, GEDUNG INDONESISCHE CLUBHUIS KRAMAT

Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Baca Juga:  Gubernur Resmikan Lima Kampung Sebagai Desa Devisa Kopi Gayo di Bener Meriah

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres.

saat kongres ditutup para pemuda yang berhadir mengemumkan rumusan hasil kongres Dan dilanjutkan dengan mengucapkan hasil rumusan tersebut sebagai Sumpah Setia.

Isi Teks Sumpah Pemuda

PERTAMA

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA

MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE

TANAH INDONESIA

KEDOEA

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA

MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE

BANGSA INDONESIA

KETIGA

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA

MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN

BAHASA INDONESIA

Bagikan:

Tinggalkan Komentar