Award Winners

3 Kasus Besar Yang Mendera Polri Jadi Momentum Introspeksi Diri

3 Kasus Besar Yang Mendera Polri Jadi Momentum Introspeksi Diri
Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto. (Doc: Istimewa)  
Penulis
|
Editor

HARIANREPORTASE.com — Tiga Kasus besar yang mendera Polri belakang ini diharapkan menjadi momentum perbaikan secara besar besaran ditubuh Polri, menjadi renungan dan introspeksi bagi seluruh Anggota Polri.

Kasus besar yang mendera Polri tersebut adalah kasus Duren Tiga yang melibatkan Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, kasus tragedi Kanjuruhan hingga kasus narkoba yang menjerat mantan Kapolda Sumbar, Irjen Teddy Minahasa.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Drs. Arief Sulistyanto, M.Si. dihadapan jajaran Baharkam Polri pada Senin (17/10/2022).

Arief menekankan, kejadian yang dialami di dalam internal kepolisian ini hendaknya menjadi pelajaran bagi seluruh anggota kepolisian.

“Harus menjadi introspeksi semuanya. Apakah kasus Duren Tiga dengan semua eksesnya, kejadian atau tragedi di Kanjuruhan dengan akibat akibatnya, dengan korban yang begitu besar. Kemudian terkahir yang kasus mantan Kapolda Sumatera Barat. Ini juga menjadi perhatian kita semuanya,” kata Arief, seperti dilansir dari laman kumparan.

Baca Juga:  Kepala BNPB Tinjau Posko PPKM Gampong Lambung

“Perhatikan apa yang terjadi. Sehingga ketika kita akan menduduki jabatan seperti itu, ingat pelajaran ini, jangan sampai terjadi, jangan sampai melakukan hal-hal yang bisa membahayakan institusi, bisa membahayakan diri kalian semuanya,” lanjutnya

Arief juga mengingatkan agar para anggota Polri tidak memberikan beban tambahan kepada bawahan kecuali beban tugas.

“Kalau bekerja tanpa beban maka kita tidak akan pernah takut menghadapi apa pun. Jangan juga kita membebani bawahan, jangan juga kita memberikan beban-beban kepada anak buah kecuali beban itu tugas yang harus dilaksanakan. Itulah pentingnya kita menyadari peran dan status kita. Jangan hanya berpikir status saja. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa memerankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita,” jelasnya.

Baca Juga:  Anggaran Bimtek Dinilai Tidak Wajar, Penegak Hukum Harus Usut Tuntas

Kini, menurut Arief ke depannya semua anggota polisi khususnya di Baharkam harus bekerja dengan baik, bekerja dengan benar.

“Dan ini menjadi tantangan bagi kita semuanya di tengah turbulensi perkembangan situasi yang tengah terjadi di internal kepolisian. Supaya ini menjadi bahan introspeksi kita semuanya, saudara saudara baik yang di Baharkam para pejabat utama, para direktur, diberikan kepercayaan pada pimpinan, pada negara, untuk mengelola tugas tugas dalam bidang pemeliharaan Kamtibmas,” urai dia.

Baca Juga:  Anggota DPR Aceh Tgk Irawan Abdullah Apresiasi Kinerja PPIH Kanwil Kemenag Aceh

“Jajaran Baharkam alhamdulillah tidak ada yang melibatkan diri ataupun terlibat dalam kejadian-kejadian itu, tapi sangat prihatin dengan adanya korban di Kanjuruhan meninggal 2 orang Kamtibmas dari Tulungagung dan Polres Trenggalek. Insyaallah minggu depan atau minggu ini saya akan sambangi keluarganya bersama dengan istri saya yang kebetulan ada kegiatan juga di Polda Jawa Timur,” tuturnya.

Arief juga mengingatkan agar soliditas harus terus diwujudkan, hal ini penting sebagai langkah menghilangkan friksi ditubuh polri.

“Mewujudkan iklim kompetisi yang sehat dalam berkarier agar bisa menghilangkan friksi. Penerapan meritokrasi harus benar-benar diwujudkan agar yang potensial dimajukan dan yang tidak berprestasi bisa menerima dan menyadari kapasitasnya. Soliditas bukan diwujudkan dengan foto bersama, rangkul-rangkulan,” tutupnya.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar