Award Winners

Sejarah dan Sosok Pemilik Asli Air Minum Aqua

Sejarah dan Sosok Pemilik Asli Air Minum Aqua
  
Penulis
|
Editor

Tahun berikutnya, yaitu pada 1974, perusahaan ini merilis produk pertama dalam bentuk kemasan botol kaca berukuran 950 ml dari pabrik di Bekasi dengan harga per botol saat itu Rp 75.

Perusahaan terus berkembang hingga mendirikan pabrik keduanya di Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984. Tahun 1985, pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml.

Selanjutnya, pada 1993, Aqua Group menyelenggarakan program Aqua peduli dengan melakukan daur ulang botol plastik kemasan Aqua menjadi materi yang dapat digunakan kembali.

Tahun 1998, terjadi aliansi strategis antara Tirta Investama dan Danone melalui Danone Asia Holding Pte Ltd sebagai minority shareholder, selanjutnya Tirta Investama, PT Aqua Golden Mississippi dan PT Tirta Sibayakindo sepakat untuk bersinergi membentuk Grup Aqua.

Pada tahun 2000 Aqua pun mulai mencantumkan ‘Danone’ di seluruh produknya. Pada 2001, Danone mulai meningkatkan kepemilikan saham di Tirta Investama sehingga Danone menjadi pemegang saham mayoritas Grup Aqua. Di tahun yang sama, Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml.

PT Aqua Golden Mississippi sempat tercatat di Bursa Efek Indonesia (dulu Bursa Efek Jakarta/BEJ) dengan kode AQUA, tapi kemudian secara sukarela delisting pada 1 April 2011.

Presdir AQUA saat itu, Willy Sidharta dalam suratnya kepada BEJ dan Bapepam (kini OJK), dikutip Detikfinance, menjelaskan, rencana go private tersebut berkaitan dengan kebijakan Danone Asia untuk mengkonsolidasikan kegiatannya di Indonesia dalam bidang pembotolan air minum dalam kemasan.

Baca Juga:  Kenapa Formula E Perlu Didukung

Pada awalnya, untuk bidang ini terdiri dari 12 anak perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh Tirta Investama.

Menurut Willy, go private ini juga sesuai dengan kebijakan global induk perusahaan yakni Grup Danone untuk membeli saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham non-strategis di dalam investasi-investasinya.

Willy juga menegaskan, tidak ada alasan bagi AQUA untuk tetap mencatatkan saham-sahamnya di bursa mengingat tidak aktifnya perdagangan saham AQUA di bursa. Perseroan melakukan pembelian atas sisa saham yang masih dimiliki publik sebanyak 6,4% sebesar Rp 100.000 per saham.

Harga tersebut mencerminkan 65% lebih tinggi dari harga penutupan sebelum pengumuman 30 September 2005 sebesar Rp 59.000 per saham.

Adapun harga tender offer selanjutnya ditetapkan dengan harga sebesar Rp 500.000 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (22/9/2010).

Komposisi pemegang saham AQUA saat itu adalah PT Tirta Investama 12.419.090 saham (94,35%) dan publik 743.383 saham (5,65%). Dengan harga sebesar Rp 500.000 per saham, maka total dana yang harus dirogoh Tirta Investama saat itu sebesar Rp 371,691 miliar.

Aqua di bawah brand Danone dan terus ekspansi. Danone sendiri merupakan produsen makanan dan minuman yang berkantor pusat di Prancis kendati pendiriannya berawal dari Spanyol. Empat produk utamanya adalah susu segar, nutrisi awal kehidupan, air, dan gizi medis.

Situs resmi Danone mencatat, brand ini lahir berkat penggabungan BSN dan Gervais Danone pada Desember 1972 di Spanyol. Merger ini juga terjadi setelah pertemuan antara dua pengusaha saat itu, Daniel Carasso dan Antoine Riboud.

Baca Juga:  Dyah Erti Berikan Bantuan untuk Penderita ODGJ di Gayo Lues

Pendirian Danone awal mulanya pada 1919 yang didirikan di Barcelona, Spanyol, oleh Isaac Carasso dengan nama awal anaknya yakni Daniel Carasso, yang punya nama panggilan Danon.

Sejarah Tirto Utomo

Kembali ke Tirto Utomo, berdasarkan informasi pada laman resminya, Aqua didirikan oleh Tirto Utomo. Pria kelahiran Wonosobo, 8 Maret 1930 ini awalnya mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Golden Mississippi sebagai pelopor perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) pertama di Indonesia.

Mengutip Biografiku, perjalanan Tirto dalam menjalani pendidikan semasa sekolahnya tidaklah mudah. Karena di Wonosobo tidak ada SMP maka Tirto Utomo harus bersekolah di Magelang yang berjarak sekitar 60 kilometer, perjalanan itu ditempuh dengan sepeda.

Namun, kehidupan Tirto tergolong lumayan karena orangtuanya pengusaha susu sapi dan pedagang ternak. Lulus SMP Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang dan kemudian di Malang. Masa remaja Tirto Utomo dihabiskan di Malang dan di situlah dia bertemu dengan Lisa / Kienke (Kwee Gwat Kien).

Selama dua tahun kuliah di Universitas Gajah Mada yang ada di Surabaya, Tirto sempat mengisi waktu luang sebagai wartawan Jawa Pos dengan tugas khusus meliput berita-berita pengadilan. Namun, karena kuliah tidak menentu, akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Di Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna. Tirto menikah dengan seorang wanita bernama Lisa. Mereka menikah pada 21 Desember 1957 di Malang.

Namun, perjalanan hidup Tirto tak selamanya mulus, musibah datang pada tahun 1959. Tirto diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI.

Baca Juga:  BPOM Temukan 41 Obat Berbahan BKO, Berikut Daftarnya

Lika liku perjalanan hidup Tirto dilalui dengan penuh perjuangan dengan berbagai peran dan profesi dalam pekerjaan. Hingga pada tahun 1973, bermodal sebesar Rp 150 juta, Tirto bersama adiknya Slamet Utomo, mereka mendirikan pabrik di Bekasi pada tahun 1973 dengan nama PT Golden Mississippi dengan merek produk awalnya bernama Puritas.

Tirto mendirikan pabrik pertama pada tahun 1973 silam di Pondok Ungu, Bekasi. Setahun kemudian, perusahaan Tirto akhirnya mampu memproduksi produk pertama Aqua. Air minum tersebut dikemas dalam bentuk botol kaca berukuran 950 ml. Sebotol AMDK Aqua saat itu dibanderol dengan harga Rp 75.

Lalu, 10 tahun kemudian, Tirto kembali mendirikan pabrik Aqua. Pabrik kedua Aqua itu didirikan di Pandaan, Jawa Timur. Lokasi itu dipilih agar bisa lebih mendekatkan produk Aqua pada konsumen yang berada di sekitar wilayah tersebut.

Pada 1985, akhirnya Aqua mengembangkan bentuk kemasan baru yaitu berbentuk PET (botol plastik) ukuran 220 ml. Transformasi bentuk kemasan ini dianggap lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Pada 1990, Aqua melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa saham. Selanjutnya, pada tahun 1998, terbentuk aliansi strategis antara PT Tirta Investama dengan Danone melalui Danone Asia Holding Pte Ltd sebagai minority shareholder.

Maksudnya, mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh perusahaan multinasional asal Prancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Meskipun demikian, ketika itu Tirto Utomo sebagai pendiri Aqua masih memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama. [cnbc]

Bagikan:

Tinggalkan Komentar