Award Winners

IKAMAT Sambut Positif Pertemuan Wali Nanggroe Dengan CMI

IKAMAT Sambut Positif Pertemuan Wali Nanggroe Dengan CMI
Sekretaris Departemen Hubungan Internasional IKAMAT, Agada Puga. (Doc: Ist/Harian Reportase).  
Penulis
|
Editor

Istanbul, HARIANREPORTASE.com — Ikatan Masyarakat Aceh Turki (IKAMAT) menyambut positif atas pertemuan Wali Nanggroe (WN) dengan Crisis Management Initiative (CMI), di Meuligo WN, Lampeuneurut, Aceh Besar, Senin (19/9/2022).

Warga Aceh di Turki menyambut baik dan positif pertemuan tersebut demi terwujudnya damai yang abadi di Aceh, demikian disampaikan oleh Sekretaris Departemen Hubungan Internasional IKAMAT, Agada Puga, melalui keterangan tertulis yang diterima Harianreportase.com, Selasa (20/9/2022).

“Sebagai generasi muda yang saat ini berdiaspora di Turki, Kami sangat mengapresiasi dengan adanya follow-up perjanjian MOU Helsinki setelah 17 tahun damai Aceh pada 15 Agustus 2005 lalu,” kata Agada

Agada menambahkan, pihaknya juga ingin menyampaikan bahwa yang mengikuti perkembangan terkait perdamaian dan realisasi butir-butir MOU Helsinki bukan hanya dari negara pihak penengah perdamaian dalam hal ini Helsinki, namun juga dari negara lainnya termasuk Turki.

“Dalam beberapa waktu lalu pihak IKAMAT juga pernah ditanyakan hal yang sama oleh Wakil Ketua Umum Partai penguasa di Turki, Prof. Dr. Numan Kurtulmuş dalam sebuah acara yang kebetulan pihak IKAMAT menghadirinya di Kota Istanbul,” ucap mahasiswa Jurusan HI, Universitas Kırklareli ini.

Baca Juga:  Mobil-Mobil China Makin Ganas di Pasar RI

Sebagaimana kita ketahui, lanjut agada, Turki hari ini ikut berpartisipasi aktif dalam mengkampanyekan perdamaian di Asia Tenggara, salah satunya di Moro Filipina, dimana pihak Turki menjadi penengah dalam pejanjian antara pemerintah Filipina dan bangsa Moro.

Selain itu juga Turki ikut mengkampanyekan perdamaian di Rohingnya yang belum menumukan titik terang hingga saat ini.

Secara khusus, Agada Puga berharap bahwa butir – butir perdamain MoU Helsinki yang merupakan poin penting dan menjadi pegangan bersama antara kedua belah pihak yang menandatangi perjanjian damai MoU Helsinki pada 2005 lalu.

“Oleh karena itu, kita berharap adanya kelegowo-an pemerintah pusat maupun pihak Aceh untuk bisa menyelesaikan secara musyawarah mufakat. Sudah cukup berharap kepada pihak luar, Alangkah lebih indahnya jika persoalan tersebut bisa kita selesaikan secara internal bersama – sama,” harap Agada

Baca Juga:  Amerika di Antara Benci dan Rindu

Agada menerangkan, Berdasarkan pantaun kami sejak 2015, telah terjadi ketegangan antara pemerintah pusat dan Aceh terkait qanun bendera.

Bendera itu penting, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan publik termasuk pendidikan bagi generasi muda jauh lebih urgent untuk diwujudkan saat ini.

Oleh karena itu pemerintah pusat jangan mengulur dari butir butir MoU yang telah termaktub didalam Undang – undang Pemerintahan Aceh (UU-PA)  No.11 tahun 2006.

“Kita berharap tidak adalagi kecurigaan sesama anak bangsa setelah 17 tahun perdamaian itu terwujud,” harap Agada

Sebelumnya diberitakan, Tim Crisis Management Initiative (CMI) Martti Ahtisari Peace Foundation Helsinki melakukan pertemuan dengan pihak Wali Nanggroe dan juga dihadiri oleh jajaran Kapolda Aceh dan Kodam Iskandar Muda di Meuligoe WN, Lamblang Manyang, Kec. Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Senin (19/9/2022).

Rombongan CMI yang dipimpin oleh Penasihat senior CMI, Major General (ret) Jaako Oksanen juga turut didampingi oleh Head of ASEAN Programs, CMI, Mr. Okasari Eronen dan Head of Comunication CMI, Mr. Antti Ammala yang disambut oleh Wali Nanggroe Aceh PYM Tgk. Malik Mahmud Al Haytar dan staf khusus Dr. M. Raviq.

Baca Juga:  Puluhan Guru di Pidie Ikuti Pelatihan Penguatan Budaya Digital Bersama Yayasan Semangat Bina Ukhwah dan Kemdikbudristek

Penasihat senior CMI, Major General (ret) Jaako Oksanen mengatakan Pertemuan tersebut mengingatkan bahwa proses tindaklanjut perdamaian yang ditengahi oleh pihak CMI pada 2005 silam di Helsinki itu, dilakukan bersama sama oleh pihak yang berada di Jakarta dan di Aceh.

Ia juga menambahkan, pihaknya sangat yakin situasi ekonomi di Aceh akan sangat baik untuk generasi muda.

General Jaako juga menanyakan perkembangan terkini situasi keamanaan, sosial, pembangunan dan ekonomi di Aceh.

Dalam pertemuan tersebut mereka juga mengakui bahwa masih banyak kasus yang belum terpenuhi dengan baik, itu merupakan proses panjang dalam proses perdamain. sedikit demi sedikit selangkah demi selangkah sebagaimana dikutip oleh Portal Berita Beaktual.com.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar