Award Winners

Memandang Kasus Sambo dari Perspektif Pendidikan Karakter

Memandang Kasus Sambo dari Perspektif Pendidikan Karakter
Stack of books with diploma against blue sky  
Penulis
|
Editor

Oleh : Muhammad Iqbal, M.Pd (Guru SMP IT Al Kahfi dan Anggota Forum Lingkar Pena Sumbar)

HARIANREPORTASE.com — Sampai hari ini berita tentang pembunuhan yang diduga dinisiasi oleh Irjen Pol Ferdy Sambo terhadap Brigadir Yoshua yang merupakan ajudannya sendiri masih terus dimunculkan di berbagai media massa, baik online maupun cetak.

Kasus yang terjadi pada Jumat 8 Agustus 2022 yang lalu telah menyeret beberapa nama sebagai tersangka dalam kasus pembenuhan tersebut, diantaranya mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, istri Sambo Putri Candrawathi, Brigadir RR, Bharada E dan Kuwat Makruf.

Selain itu dari kasus tersebut juga mengungkapkan berbagai fakta mengejutkan tentang kehidupan Sambo.

Dilansir dari BBC News Indonesia, saat ini pihak Kepolisian tengah mendalami kasus Konsorsium 303 Kaisar Sambo. Dimana kasus tersebut telah beredar luas di kalangan masyarakat diberbagai media sosial.

Grafik yang dimunculkan dalam isu tersebut tampak menunjukkan nama-nama petinggi kepolisian, pengusaha hingga bandar-bandar judi yang saling terkait dalam jaringan usaha ilegal seperti perjudian.

Baca Juga:  KIP Ketuk Palu, Berikut Daftar Caleg Berpotensi Raih Kursi DPRK Lhokseumawe

Jika hal ini terbukti, maka Begitu tragis perbuatan yang dilakukan oleh Sambo, tidak hanya sebagai inisiator dalam pembunuhan melainkan juga melakukan hal-hal yang merugikan negara.

Atas kasus Sambo ini sering membuat kita bertanya sebagai warga negara. mau mengadu kemana lagi, jika pihak yang seharusnya memastikan keamanan negara, malah bertindak kejam, bahkan membunuh secara perlahan.

Dimanakah letak permasalahannya? Dalam hal ini penulis ingin menilai dari penerapan pendidikan karakter. Menurut John W. Santrock, character education adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang dilarang.

Sesuai dengan pengertian tersebut, pendidikan karakter memiliki peran penting dalam mendidik seseorang agar menjadi pribadi yang bermoral dan selalu bertekad untuk melakukan kebaikan bagi orang-orang sekitarnya.

Baca Juga:  CASN 2023, Semua Pelamar Wajib Buat Akun Baru

Namun apakah hal ini sudah berjalan efektif?. Untuk menjawabnya bisa dengan kembali merefleksikan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Sambo dan beberapa pelaku lainnya.

Dimana kita menyadari mereka semua pastinya lahir dari proses pendidikan yang panjang, termasuk pendidikan karakter salah satunya, namun apakah itu mempengaruhi agar tindakan amoral tidak terjadi?. Maka jawabannya tidak.

Menyadari hal tersebut maka hendaknya semua elemen yang menjadi ujung tombak dalam memberikan sosialisasi sekaligus penerapan secara langsung pendidikan karakter, hendaknya berperan pro aktif. Seperti orang tua, sekolah, dan masyarakat.

Karena anggapan selama ini sekolahlah yang paling besar perannya dalam menjadikan seseorang menjadi insan yang berkarakter. Padahal tidak demikian, ketiga elemen tersebut sama-sama memiliki peran penting. Orang tua harus menjadi tempat pendidikan pertama bagi anak, mengajarkan berbagai karakter baik lewat keteladanan.

Begitu juga dengan masyarakat yang menjadi lingkungan tempat tumbuh dan berkembang seseorang, lingkungan yang baik akan menjadikan seseorang tumbuh dengan karakter yang baik, begitu juga sebaliknya.

Baca Juga:  Muslim Amerika dan Islamophobia

Akan tetapi, di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini tentu akan banyak tantangan yang mesti dihadapi. Tidak bisa dipungkiri, teknologi yang saat ini hadir memudahkan segala aktivitas manusia juga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap karakter atau moral seseorang.

Untuk itu hendaknya orang tua, masyarakat, dan pihak sekolah harus selalu meningkatkan kompetensinya melalui
berbagai kegiatan pengembangan diri, seperti membaca buku, mengikuti pelatihan offline dan online, berdiskusi dengan topik relevan, dan lain-lain.

Dengan upaya-upaya tersebut harapannya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo terhadap brigadir J tidak terulang kembali.

Sebab melalui penguatan pendidikan karakter yang diterapkan akan dihasilkan pribadi berkarakter yang mengabdi
sepenuh hati bagi kejayaan negeri dan meningkatkan kemaanan untuk mempertahankan NKRI.

Semoga kita semua dapat menyadarinya.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar