Award Winners

Ekonom Senior Rizal Ramli Meninggal Dunia

Ekonom Senior Rizal Ramli Meninggal Dunia
Ekonom senior Prof. Dr. Ir. H. Rizal Ramli, MA. (Dok: Istimewa)  
Penulis
|

Jakarta, HARIANREPORTASE.com — Ekonom senior Prof. Dr. Ir. H. Rizal Ramli, MA. meninggal dunia sekitar pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Rizal Ramli adalah salah satu di antara tokoh pergerakan mahasiswa Indonesia era 1977/78, juga dikenal sebagai pakar ekonomi dan tokoh perubahan Indonesia.

Melansir dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, diketahui bahwa Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954.

Di tingkat internasional, Rizal Ramli pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.

Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.

Baca Juga:  Potret Kinerja 4 Tahun Disdik Dayah Banda Aceh dimasa Kepemimpinan “Aminullah Usman-Zainal Arifin”

Dilansir dari berbagai sumber, Rizal Ramli merintis jalan hidup dengan susah payah. Sebagai anak yatim-piatu, mendiang mesti membiayai sendiri kuliahnya di Iinstitut Teknologi Bandung (ITB). Tekanan hidup itu justru mendekatkan dirinya dengan problematika masyarakat.

Pada 1978, Rizal Ramli ikut dalam gerakan menentang pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden. Kejadian itu memberinya ruang di sel selama 18 bulan. Lepas dari penjara, Rizal Ramli banyak meniti pendidikan di luar negeri. Ia memperoleh gelar doktor dari Boston University dan sejurus kemudian memutuskan pulang ke tanah air.

Baca Juga:  Peringati Isra Miraj, Dayah Darul Quran Aceh Datangkan Hafiz dari Palestina

Di Indonesia, Rizal mendirikan Econit (1992), sebuah lembaga pengkajian ekonomi. Dari Econit inilah, Rizal menuai reputasinya. Ia banyak mengkritisi kebijakan pemerintah yang dirasakan tidak fair bagi masyarakat.

Kiprahnya yang dekat dengan kaum oposisi, membuat Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mendukung pluralisme, meliriknya untuk ditempatkan pada posisi kepala Bulog pada tahun 2000. Rizal hanya 6 bulan menduduki kursi itu, seterusnya ia diangkat menjadi menteri perekonomian.

Ambruknya, Gus Dur dari pemerintahan juga menjadi akhir karier Rizal di birokrasi. Selanjutnya ia kembali ke Econit. Kinerjanya yang tokcer dalam masa singkat di birokrasi, membuat pemerintah SBY meliriknya untuk menjadi preskom PT Semen Gresik di tahun 2006. Namun, posisi ini hanya digenggam selama 2 tahun.

Baca Juga:  Peran KPU dan Bawaslu Dalam Mengawal Suara Rakyat

Tahun 2008, Rizal dipecat yang penyebabnya dibumbui rumor keterlibatannya dalam demo anti-kenaikan harga BBM yang diduga digerakkan Komite Bangkit Indonesia (KBI). KBI adalah gerakan sosial yang didirikan Rizal Ramli bersama rekan-rekannya. Terkait demo-demo yang melibatkan KBI pula, Rizal Ramli juga sempat ditetapkan sebagai tersangka.

Terakhir kali dia menjadi menteri adalah saat dirinya diangkat Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya di tahun 2015 dan menjabat hingga tahun 2016.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar