Award Winners

Mahasiswi Asal Malang, Raih Gelar Doktor di Usia 24 Tahun

Mahasiswi Asal Malang, Raih Gelar Doktor di Usia 24 Tahun
Diva Kurnianingtyas, mahasiswa dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS menyandang predikat sebagai wisudawan doktor termuda di prosesi Wisuda ke-124 ITS. (Doc: Ist)  
Penulis
|
Editor

Jakarta, Harian Reportase — Diva Kurnianingtyas, mahasiswi asal Kota Malang berhasil menyandang predikat doktor (S3) termuda di prosesi Wisuda ke-124 di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang akan digelar 10 Oktober 2021 mendatang.

Mahasiswi dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ini berhasil meraih gelar doktor di usia 24 tahun 9 bulan.

Diva sebelumnya menempuh S1 Teknik Informatika di Universitas Brawijaya dengan lama studi 3,5 tahun.

Setelah tiga bulan bekerja di bidang Data Engineering, dia mengambil beasiswa program Pendidikan Magister menuju doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di ITS jurusan Teknik Sistem dan Industri.

“Saya di ITS menempuh studi S2 selama setahun dan studi S3 selama tiga tahun,” ucap dia melansir laman ITS, Selasa (28/9/2021).

Saat ditanya mengenai motivasi melanjutkan pendidikan hingga doktor, dia mengaku ingin membahagiakan dan membanggakan ibunya.

Baca Juga:  Daftar Beasiswa Yang Masih Dibuka Agustus 2023, Berikut Informasinya

“Sejujurnya, saya tidak pernah berekspektasi kuliah lanjut di usia muda. Tetapi karena keinginan serta doa beliau (ibunya, red), saya bisa mencapai titik ini,” ujar wanita kelahiran tahun 1996.

Menjadi mahasiswa termuda dibandingkan teman-teman kuliahnya, Diva mengaku banyak tantangan yang dirasakan.

Hal pertama, dia harus belajar secara cepat agar bisa menyelesaikan studi tepat waktu.

Kedua, waktu studi di usia muda menjadi tantangan tersendiri bagi mentalnya. Khususnya belajar bagaimana mengontrol emosi serta menerima keadaan yang tidak selalu sesuai dengan ekspektasi.

“Yang terpenting adalah belajar sabar. Studi S3 tidak seperti studi S1 dan S2 yang terus belajar ilmu pengetahuan, melainkan belajar ilmu kehidupan yang tidak pernah diperoleh sebelumnya,” sebut putri tunggal dari Ibu Iffah Nur Rahmiyati.

Selama kuliah, gadis asal Kota Malang ini banyak mengembangkan diri dalam proyek dan penelitian. Dia juga beberapa kali mempresentasikan penelitiannya dalam konferensi internasional hingga publikasi jurnal terindeks Scopus.

Baca Juga:  Fitnah Kehidupan - bagian 1

“Sejauh ini, bidang yang saya tekuni adalah Perencanaan dan Manajemen Kesehatan, Pemodelan Simulasi, Data Mining, Pemrograman serta Optimasi,” terang dia.

Di akhir masa studinya, Diva mengangkat topik mengenai perancangan, pengembangan, dan perencanaan sistem asuransi kesehatan nasional dalam disertasinya.

Tujuannya adalah untuk memperoleh strategi alternatif mekanisme rujukan kesehatan agar anggaran keuangan stabil, premi terjangkau, dan kualitas program meningkat.

Temuan dalam penelitian disertasinya ini adalah faktor krusial yang menyebabkan defisit keuangan terjadi karena kepatuhan peserta dalam membayar premi setiap bulan dan inefektif sistem rujukan.

Meskipun banyaknya peserta yang menunggak pembayaran, mengubah rujukan atau penetapan premi peserta menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan.

“Hal ini karena dapat mengurangi terjadinya anggaran keuangan yang mengalami defisit,” ucap Diva yang berkinginan menjadi dosen.

Baca Juga:  Sambut Hari Santri 2022, Kemenag Gelar Perlombaan Berhadiah Ratusan Juta

Ke depannya, Diva ingin fokus pada peningkatan pengetahuan dan kemampuannya dalam mengoptimasi sistem sektor kesehatan sebagai bentuk implementasi dua keilmuannya yaitu Teknik Informatika serta Teknik Sistem dan Industri.

“Pastinya, saya ingin ilmu yang saya terima bisa bermanfaat bagi diri saya dan orang lain,” jelas dia.

Terakhir, Diva menyampaikan terima kasih kepada ITS dan pihak-pihak di dalamnya yang telah memberikan kesempatannya belajar dan memperoleh banyak pengalaman. Tidak lupa, Diva juga berpesan untuk mahasiswa ITS, khususnya yang sedang studi S3.

“Seringkali kita melupakan bahwa setiap orang memiliki ujian dan jalan hidup yang berbeda, kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain apalagi sampai menghakiminya. Tetap semangat untumenyelesaikannya,” tukas dia sambil memberi semangat. (Kompas)

Bagikan:

Tinggalkan Komentar