Award Winners

Aceh Kembali Diguncang Gempa

Aceh Kembali Diguncang Gempa
Foto : Ilustrasi Gempa  
Penulis
|
Editor

Banda Aceh, HARIANREPORTASE.com — Aceh kembali diguncang gempa pada Sabtu (24/9/2022 sekitar pukul 03.52 berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR).

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gempa yang tidak berpotensi Tsunami ini berlokasi di 3.77 Lintang Utara (LU), 95.97 Bujur Timur (BT), yang berpusat di laut 45 km baratdaya Meulaboh, Aceh Barat, dengan kedalaman 22 Kilometer.

Gempa ini dirasakan oleh masyarakat dihampir seluruh Kabupaten Kota di Aceh dengan berbagai skala getaran atau yang dikenal dengan istilah Modified Mercalli Intensity (MMI).

Sebelumnya, Jum’at (23/9/2022) sekitar pukul 02.36 WIB Gempa juga mengguncang Aceh Tengah dan sekitarnya dengan kekuatan 5,1 SR.

Berdasarkan informasi BMKG, Gempa itu terjadi di ke dalaman 10 Km.

“Info Gempa Mag:5.1, 23-Sep-22 02:36:22 WIB, Lok:4.44 LU, 96.60 BT (34 km Barat Daya Takengon-Aeh Tengah), kedalaman:10 Km #BMKG,” tulis BMKG.

BMKG mengimbau agar masyarakat tetap hati hati dan waspada terhadap gempa susulan.

“Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi,” imbau BMKG

Gempa yang mengguncang Aceh Tengah dan sekitarnya tidak menimbulkan kerusakan, demikian disampaikan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tengah, Ir Andalika ST.

Baca Juga:  Pusdiklat RSUDZA Raih Akreditasi B

“Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa tadi malam,” kata Andalika, dikutip dari Serambinews, Sabtu (24/9/2022).

Gempa yang melanda Aceh Tengah sempat diisukan gempa yang berasal dari vulkanik gunung api Burni Telong di Bener Meriah, namun itu tidaklah benar.

Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunung Api Burni Telong di Bener Meriah, Farhan mengatakan Tidak ada hubungan gempa yang terjadi tadi malam dengan gunung berapi.

“Saat ini keadaan Burni Telong masih level satu atau level aman,” kata Farhan dikutip dari Serambinews.

Memahami arti Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)

Dilansir dari laman BMKG, Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Oleh karena itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.

Baca Juga:  FAKSI dan LKPK Desak Pemda Aceh Timur Permudah Masyarakat Memperoleh BLT dan Bansos

Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

I MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang

II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

V MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

Baca Juga:  Politisasi Putusan MK; Penyelundupan Hukum Hingga Candu Kekuasaan

VII MMI

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI

Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar