Award Winners

Kemendagri Setujui Pemekaran Tiga Kampung Baru di Aceh Tamiang

Kemendagri Setujui Pemekaran Tiga Kampung Baru di Aceh Tamiang
Foto : Jembatan Kualasimpang, Aceh Tamiang. (Doc: Ist/Harian Reportase).  
Penulis
|
Editor

Kualasimpang, HARIANREPORTASE.com — Kementerian Dalam Negeri menyetujui pemekaran tiga kampung baru di Aceh Tamiang.

Ketiga kampung tersebut adalah Alurmentawak di Kecamatan Kejuruan Muda, Kampung Mekarjaya di Kecamatan Rantau dan Kampung Sumbermakmur di Kecamatan Tenggulun.

Sehingga jumlah desa di Kabupaten Aceh Tamiang saat menjadi 216 desa, yang sebelumnya 213 Desa dari 12 Kecamatan.

Dilansir dari laman Serambinews, Bupati Aceh Tamiang, Mursil mengatakan pemekaran ketiga kampung ini diusulkan ke Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan untuk diterbitkan kode desa. Kode ini selanjutnya akan dimutakhirkan oleh Kemendagri.

Baca Juga:  Dilantik Jadi Pj Gubernur Aceh, Kekayaan Mayjen Achmad Marzuki Capai Rp 5,1 M

“Tugas kita menyiapkan peratuan daerahnya, Tanggal 27 ini kita siapkan,” kata Mursil, Sabtu (24/9/2022).

Mursil menegaskan Perbup ini selambatnya sudah terbit sehari setelah nomor registrasi ketiga kampung ini diterima.

Sementara itu, Ketua Aliansi Tiga Kampung Persiapan Aceh Tamiang (AKPAT), Sugiono menceritakan, perjuangan pemekaran ini sangat panjang karena sudah melalui masa 16 tahun.

“Kami mengusulkan sejak tahun 2006, sementara desa mulai nerima ADD tahun 2015,” kata Sugiono.

Baca Juga:  Korupsi Dana Desa, Mantan Keuchik Piyeung, Aceh Besar Ditahan

Dilansir dari laman wikipedia, Aceh Tamiang adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur dan terletak di perbatasan Aceh-Sumatra Utara.

Kabupaten ini berada di jalur timur Sumatra yang strategis dan hanya berjarak lebih kurang 250 km dari Kota Medan sehingga akses serta harga barang di kawasan ini relatif lebih murah daripada daerah Aceh lainnya.

Di samping itu, kawasan ini relatif lebih aman semasa GAM berjaya dahulu. Ketika seruan mogok oleh GAM diberlakukan di seluruh Aceh, hanya kawasan ini khususnya Kota Kuala Simpang yang aktivitas ekonominya tetap berjalan.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar